Translate

Minggu, 07 September 2014

PENYESALAN SEORANG ISTRI


Sebenarnya kami adalah pasangan yang romantis.
Bahkan, teman-teman sering memperbincangkan
keharmonisan kami. Meskipun bekerja, aku tetap
melayani suami dan mengurus anak-anak dengan
baik. Aku bersyukur suami memahamiku dengan
baik. Ini membuat aku semakin sayang
kepadanya.
Sementara suamiku, di tengah kesibukannya, beliau
juga selalu membantu mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan domestik. Ia juga sering mengimamiku
shalat. Aku bahagia dengan hubungan kami.
Hari itu, Senin. Aku ingat betul. Aku pergi ke
kantor pagi-pagi karena banyak urusan yang
harus aku selesaikan. Termasuk janji bertemu
dengan sejumlah klien kerja ku. Biasanya jam 6 petang
aku sudah berada di rumah, hampir bersamaan
dengan azan Maghrib berkumandang. Aku lihat
suamiku telah bersiap-siap untuk shalat Magrid  anak-anak  pun telah tampil rapi, mereka sudah
mandi dan tampak riang bersama ayahnya. Aku
lihat suamiku sangat bahagia bersama anak-anak
petang itu.
Ba’dak Maghrib, kami keluar ke sebuah restoran.
Jaraknya sekira 5 kilometer dari rumah.
Sepanjang perjalanan kami bergurau, ngobrol ke
sana kemari, disertai tawa yang kadang-kadang
lepas riang 
Aku merasakan kegembiraan suamiku petang itu
lain dari biasanya. Cara bercandanya, cara
tersenyum dan tertawanya kok beda cakap dalam hati "" ada apa ini..… Dalam hati aku hanya
bisa bersyukur dan berbahagia.
“Sudah jam 12.30 tengah malam, uda  Ayo kita
pulang,” kataku setelah melihat jam tangan ku.Tak
terasa sudah larut malam. Tanpa banyak bicara, suamiku
pergi ke kasir untuk membayar makanan yang kami makan
Kami tiba di rumah dua puluh menit kemudian.
Anak-anak kami yang jumlahnya tiga orang
segera masuk rumah dan tidur. Usia si bungsu
baru tujuh tahun, sedangkan si sulung berusia 12
tahun.
Aku juga mulai mengantuk. Maklum, di jam segini
dan setelah perut terisi dengan makanan lezat
restoran tadi, bawaannya ingin langsung tidur
saja. Di saat seperti itu suami membelai
rambutku, ia menginginkan sesuatu. Tapi mataku
terasa berat, aku ingin tidur.
Suami membisikiku, ini permintaan terakhirnya.
Namun, aku berpikir, aku mengantuk dan dia juga
mungkin kecape an. Lebih baik besok  saja.
Perlahan-lahan suami melepaskan pelukannya.
Pagi harinya, ada perasaan tak menentu. Seperti
ada hal besar yang akan terjadi. Aku menelpon
suami, tetapi tidak dijawab. Hingga kemudian aku
dikejutkan dengan telepon dari kepolisian. Mereka
mengabarkan bahwa suamiku kecelakaan dan
memintaku segera datang ke rumah sakit. Aku hitrius aku menangis sejadi jadi nya
Hatiku seakan pecah saat itu. Aku ke rumah sakit,
tetapi segalanya telah terlambat. Suamiku
menghembuskan nafas terakhirnya sebelum aku
tiba di sana. Air mata menjadi saksi betapa aku
sangat kehilangan dirinya.
Yang lebih kusesali, meskipun aku telah ridha
dengan takdir dariNya, aku tidak memenuhi
permintaan di malam terakhirnya. Hatiku
dihinggapi perasaan bersalah yang luar biasa. Aku
takut jika suamiku pergi menghadapNya dalam
kondisi tidak ridha kepadaku. Dan aku tidak
sempat meminta maaf kepadanya karena kini ia
telah terbaring kaku.
Aku jadi ingat dengan hadits Nabi, “Demi Allah
yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang suami
yang mengajak istrinya tidur bersama, lalu ditolak
isterinya, maka malaikat yang di langit akan
murka kepada istrinya itu hingga suami
memaafkannya”.
Setiap kali teringat suami, mataku gerimis. Pipiku
basah. Aku hanya bisa memohon ampun kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi seluruh
wanita muslimah di segala penjuru dunia. Jika
suamimu memintamu, sepanjang kau mampu,
penuhilah. Sebab engkau tak pernah tahu kapan
tiba-tiba Allah mengambil suamimu. Dan semoga ..waktu terus berlalu & malam selalu aku lewati dengan kesendirian & air mata " dan malam 40 hari setelah kematian suami ku " aku bermimpi antara tidur dan tidak "" suamiku berkata ! Wahai isri ku ' tak lah usah dikau bersedih dinda ' ingat anak² kita dia butuh kasih sayang ' dari mu "" kau sekarang adalah bapak & ibu bagi anak anak mu " pesan terahir ku pada mu "" jika ada jodoh yang beriman " menikah lah dinda "  dan satu lagi jugan lupa sholat 5 waktu dan kemudian aku terbangun " di saat azan subuh berkumandang.... " antara percaya dan tidak percaya" aku menangis " dan langsung sholat sunah & sholat subuh " dalam doaku aku berjanji " aku tak akan mencari penganti suami ku nan luar biasa ... Semoga
engkau selalu mendapatkan rahmatNya, tersebab
suami yang selalu ridha padamu kapan pun juga.
[Kisahikmah.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar