Rising Star Indonesia, 'Ternoda' Anang dan
Ahmad Dhani
56 Tahun Michael Jackson, Antara
Penghormatan dan Pengkhianatan pada Sang
Mega Bintang
Tip Buat Penyanyi "Spontanitas"
Rock In Solo "Decade Of Rebellion"
Di Balik Panggung Mahakarya HUT RCTI ke-25
Musik, Makanan Bergizi dan Peradaban
Memory Remains (menolak move on Metallica
JKT25)
Suara Emas Diva Indonesia
AT Mahmud, Pencipta Jenius Lagu Anak
Menangkap Ide Membuat Lagu dari Peristiwa
HUT RCTI, Super Junior Membuat Banyak
Penonton Pingsan
Musik, Bandung, dan Tourism
Astronot Itu Bernama Lesti
Rising Star Indonesia, 'Ternoda' Anang
dan Ahmad Dhani
SEJAK Kamis malam pukul sembilan di RCTI,
acara baru Rising Star Indonesia ditayangkan
perdana. Acara pencarian bakat menyanyi di
stasiun TV swasta tertua di Indonesia ini
memang selalu berpotensi untuk populer.
Sebelumnya RCTI membeli hak cipta American
Idol, muncullah Indonesian Idol yang pernah
bersaing ketat dengan Akademi Fantasi Indosiar
di medio era 2000'an. Indonesian Idol bertahan
hingga tahun terakhirnya pada 2014 dan meraup
kesuksesan dalam perolehan rating.
RCTI juga membeli hak cipta ajang pencarian
bakat di Amerika lain, muncullah The X Factor
Indonesia pada 2013. Kehadiran Fatin di era itu
menjadi fenomena tersendiri. Suara jazzy dan
penampilannya membawanya disukai banyak
voter Indonesia. Tak hanya itu Fatin juga unggul
dalam AMI 2014. Sesuatu yang jarang diperoleh
bagi solois jebolan pencarian bakat selama dua
dekade terakhir.
Kini setelah RCTI menghelat Mahakarya HUT
ke-25-nya yang terbilang 'narsis', RCTI
memunculkan Rising Star Indonesia. Benang
merahnya sama, mencari solois, grup vokal,
atau band yang mampu menyanyi dan
menghibur masyarakat. Sama seperti The X
Factor, tidak ada batasan usia bagi para
pesertanya. Solois maupun kelompok juga
diperkenankan.
Yang membedakan adalah perolehan pemenag
tidak ditentukan lewat SMS atau voting online,
melainkan lewat aplikasi yang harus di
download di smartphone masing-masing. Setiap
peserta akan tampil dalam panggung dengan
layar big screen tertutup. Layar akan terbuka
lebar dan ia bisa berhadapan langsung dengan
audiens dan juri (expert), itu pun jika nilai yang
ia peroleh di atas 70 persen. Di sini keempat
expert memiliki poin paling tinggi di antara para
voter biasa.
Wajah-wajah Lama demi Rating
Lupakan Daniel Mananta yang dinilai sebagian
orang kurang punya wawasan bermusik
sekalipun jebolan MTV VJ Hunt, ada juniornya
yang lebih segar membawakan. Adalah Boy
William, 22 tahun, yang masih membawakan
acara musik khusus di NET. Boy terlihat lebih
memiliki wawasan bermusik dan tampil lebih
spontan. Meskipun pada suatu kesempatan ia
terlihat tidak terlalu formal.
Yang menarik, kehadiran Bebi Romeo membuat
tayangan ini sekilas tak jauh berbeda dengan X
Factor Indonesia. Namun kehadiran tiga juri lain
pada episode pertama, membuat keberadaan
Bebi tak dianggap mengapa. Ada tiga juri lain
yang punya kelas sendiri. Ada penyanyi jazz
Andien yang mengawali karier kala usianya 15
tahun, ada Millaine mantan VJ dan juga pernah
menjadi penyanyi rekaman, ada pula personel
KLA Project, Lilo.
Namun pada epidose pertama muncul Ahmad
Dhani yang entah seberapa harus ditanya-tanya
mengenai penampilan kontestan. Apakah ini
agar tayangan dianggap lebih menarik sehingga
ada 'juri additional'? Bagi saya keberadaan
Ahmad Dhani tak begitu diperlukan. Dia bahkan
bukan juri/expert.
Pada episode kedua, aroma 'kehancuran' mulai
tercium saat Anang tiba-tiba muncul di
panggung sebagai salah satu expert. Awalnya
saya menyambut amat apresiatif RSI ini, namun
saat melihat sosok itu, wah sudah angkat
tangan. Bisa dibayangkan bagaimana gaya
cengangas-cengenges Anang yang kurang
menunjukkan kelas, bagaimana ia gemar
menyerobot komentar juri, bagaimana ia
membuat dirinya 'bersitegang' dengan juri lain
sebagaimana khas Indonesian Idol.
Hal ini jelas sangat disayangkan, seakan-akan
RCTI kehabisan stok dalam mencari juri yang
lebih berkelas dan antimainstream. Padahal
sebelumnya ada Lilo yang pada episode kali ini
tidak diundang. Apakah karena Lilo dianggap
kurang mampu menaikkan rating? Atau karena
komentarnya tidak menarik? Mengingat
sebelumnya komentarnya terdengar inkonsisten.
Di suatu waktu menganggap satu solois meniru
gaya penyanyi lain, tapi Lilo bahkan tak tahu
kalau lagu yang dibawakan peserta adalah lagu
Ariana Grande.
'Ternoda' Anang dan Ahmad Dhani
Anang dan Ahmad Dhani adalah maestro
bermusik Tanah Air yang patut mendapatkan
apresiasi atas karya-karyanya. Tapi mereka
berdua sudah identik dengan Indonesian Idol
dengan gaya-gaya nyeleneh mereka. Sangat
disayangkan kalau mereka harus ditempelkan
dalam tayangan baru Rising Star Indonesia.
Aroma 'kelasnya' jadi dirasa turun. Semoga
Anang atau Dhani tak diikutsertakan lagi di
episode-episode lainnya. Ada banyak juri yang
mampu mengolah bahasa dengan baik dan lebih
punya sense saat memberikan komentar.
Namun jika Anang dan Dhani masih digunakan
RCTI dalam acara RSI, bisa dipastikan
jawabannya adalah agar program mendapatkan
rating menjulang. Anang Dhani dianggap punya
cara berkomentar yang entertaining, yang bisa
menyentuh masyarakat 'kelas bawah'. Tapi juga
jangan salahkan ada beberapa penonton yang
tak mengharapkan keduanya tampil lagi sebagai
juri. Rising Star Indonesia jadi 'tak ekslusif' lagi.
RSI seperti saduran X Factor Indonesia dan
Indonesian idol. Bagi saya keberadaan Anang
membuat sesi komentar harus 'dilewatkan'.
Komentar itu-itu saja, tidak substansial,
menyaksikannya sama dengan menyaksikan
komedi tidak lucu berdurasi 10 menit
RSI masih dalam tahap audisi dan belum masuk
babak final. Tidak seperti episode pertama,
episode kedua ini diisi penuh oleh sesi
komentar yang berlangsung lebih lama.
Sepertinya 'penyakit' RCTI kambuh lagi. Sengaja
menumbuhkan drama di meja juri. Padahal ini
acara musik, orang-orang ingin mendengar dan
menyaksikan orang bernyanyi, bukan ingin
menyaksikan silat lidah juri atau obrolan
mereka. Kita tunggu sampai sejauh mana acara
ini berhasil.
*
Translate
Sabtu, 20 September 2014
RISING STAR INDONESIA TERNODA
Sabtu, 13 September 2014
Jumat, 12 September 2014
Gunung merapi " sumatra barat
unung Marapi
Untuk gunung di Jawa dengan nama yang
mirip, lihat Gunung Merapi.
Marapi
Gunung Marapi
Ketinggian 2,891 m (9.485 ft) [1]
Daftar Ribu
Lokasi
Kabupaten Agam [2] , Sumatera Barat
Indonesia
Pegunungan Bukit Barisan
Koordinat 0°22′50″LU
100°28′24″BT /
0,38056°LS 100,47333°
Geologi
Jenis Stratovolcano
Umur batuan Pleistosen
Busur/sabuk vulkanik Busur Sunda
Letusan terakhir 2014
Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi
atau Berapi ) adalah gunung berapi yang terletak
di Sumatera Barat , Indonesia . Gunung ini
tergolong gunung yang paling aktif di Sumatera .
Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten
Agam . Gunung ini dapat juga dilihat dari kota
Bukittinggi , kota Padangpanjang dan kabupaten
Tanah Datar dan memiliki ketinggian 2.891 m.
Gunung Marapi sudah meletus lebih dari 50 kali
sejak akhir abad 18 [1] .
Catatan letusan
Pada tanggal 8 September 1830 dilaporkan
Gunung Marapi mengeluarkan awan yang
berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman
dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya,
disertai dengan suara gemuruh [3] .
Pada tanggal 30 April 1979 , menurut laporan
pers disebutkan 60 orang tewas akibat letusan
Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang
pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah
longsor. Letusan tersebut dikatakan juga
mengeluarkan batu dan lumpur yang
menyebabkan kerusakan sedikitnya pada lima
daerah kawasan pemukiman penduduk setempat
[3] .
Memasuki akhir tahun 2011 hingga awal
tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan
peningkatan aktifitasnya melalui letusan yang
menyemburkan abu dan awan hitam. Pernah
diakhir tahun 2011 semburan abu terbawa angin
berkilo-kilo jaraknya hingga mencapai
Kabupaten Padang Pariaman.
Tanggal 26 Februari 2014, Gunung Marapi
meletus pada pukul 16.15 WIB, melepaskan
material pasir, tefra , dan abu vulkanik ke wilayah
Kabupaten Tanah Datar dan Agam . Status
gunung ditetapkan Siaga (level 3) dan radius 3
km dari pusat kawah harus dikosongkan. Tidak
ada evakuasi pada letusan ini.
Rujukan
1. ^ a b "Marapi" . Global Volcanism Program .
Smithsonian Institution.
2. ^ sumbar.bps.go.id Nama Gunung, Lokasi
dan Tingginya
3. ^ a b www.volcano.si.edu Laporan aktivitas
Gunung Marapi
Pranala luar
(Inggris) Global Volcanism Program
(Inggris) Indonesian Directorate of
Volcanology and Geological Hazard Mitigation
Artikel bertopik gunung di Indonesia
ini adalah sebuah rintisan . Anda
dapat membantu Wikipedia dengan
mengembangkannya .
Baca dalam bahasa lain
Wikipedia ™ Tamp
Rabu, 10 September 2014
Di larikan hantu " & ahir nya menjadi orang bunian
Sebuah kisah nyata yang sangat
fantasis. Sebelas tahun lamanya
dia tinggal di kerajaan Bunian
dan membina kehidupan rumah
tangga di sana. Saat memutuskan
kembali pulang ke dunia nyata, dia pun menjelma
menjadi
seorang dukun yang andal….
Nek Juhai adalah seorang dukun
kampung yang sangat terkenal
kemampuan ilmunya. Penyakit atau
hal apa saja yang disebabkan oleh
gangguan non medis, Insya Allah bisa
sembuh berkat tangan dingin perempuan yang
telah uzur ini.
Kabarnya, ilmu perdukunan
diperoleh Nek Juhai dari saudara
suaminya yang berasal dari kerajaan
Bunian. Memang, semasa muda dia
telah menikah dengan bangsa bunian. Dari
pernikahannya dengan orang
Bunian ini, Nek Juhai memperoleh
empat orang anak, dua laki-laki dan
dua orang perempuan. Semua
anaknya tinggal bersama mertuanya
di kerajaan Bunian. Tidak seorangpun anaknya
mau tinggal
bersamanya. Meski demikian, pada
waktu-waktu tertentu, anak
cucunya berkumpul di rumahnya.
Kedatangan mereka itu tidak dapat
dilihat orang biasa, kecuali oleh mereka yang
memiliki kemampuan
indera ke enam. Dua bulan sebelum Nek Juhai
meninggal dunia, persisnya di akhir
tahun 2007 silam, beliau telah
mengobati penyakit salah seorang Bibi
Penulis. Penyakit yang diderita sang
Bibi sudah diobati melalui medis, tapi tidak juga
sembuh. Bahkan, beberapa
orang dukun atau paranormal yang
mengobatinya, juga tidak berhasil.
Suatu hari, ada orang yang
mengatakan pada Bibi, bahwa ada
seorang dukun yang dapat menyembuhkan
penyakit apa saja,
termasuk penyakit yang diderita
Bibiku. Orang itu memberikan
alamatnya.
Karena Bibi ingin sembuh dari
penyakit yang sudah hampir selama tujuh itu,
maka Bibi meminta Penulis
untuk menemaninya pergi berobat ke
rumah Nek Juhai. Maka berangkatlah
Penulis bersama Bibi ke rumah sang
nenek. Tidak sulit untuk menemukan
alamatnya. Semua orang di Kecamatan Babalan,
Kabupaten
Langkat, Sumut, pasti mengenalnya.
Nek Juhai tinggal di rumah yang
cukup sederhana dan masih sangat
asri lingkungannya.
Saat itu, Nek Juhai menyambut kedatangan kami
dengan sangat
ramah. Beberapa orang pasiennya
terlihat antri menunggu giliran untuk
diobati penyakitnya. Umumnya yang
berobat padanya pasien yang tidak
dapat disembuhkan melalui pengobatan medis di
rumah sakit.
Seperti penyakit yang diderita Bibiku,
yang memang diduga kuat termasuk
penyakit non medis. Hasil tes darah
di laboratorium menunjukkan Bibi
tidak menderita penyakit. Fungsi darah, lever,
ginjal, paru-paru dan
jantungnya normal. Anehnya, setiap
pukul 12 siang dan pukul 24 malam,
rasa sakit menyerang hampir di
seluruh bagian tubuhnya.
Bila malam, sebelum penyakit itu datang, Bibi
mendengar suara
lolongan anjing di kejauhan.
Suaranya sayup-sayup, hingga sang
anjing itu berada di samping rumah.
Gonggongannya membuat bibi
meraung-raung ketakutan. Perut bibi seketika
terasa seperti ditusuk ribuan
jarum, dan kepalanya seperti dipalu.
Yang tak kalah aneh, hanya bibi
seorang yang mendengar suara
lolongan anjing itu, sedangkan orang
lain yang berada di sekitarnya tidak
mendengarnya.
“Kau diguna-gunai orang, Nak?”
Kata Nek Juhai setelah memeriksa
keadaan Bibi.
“Siapa yang melakukannya, Nek?”
Tanya Bibi. Nek Juhai menggelengkan wajahnya.
Kabarnya, dia memang tidak pernah
mau menyebutkan orang yang
melakukan serangan ilmu gaib.
“Tak penting kau ketahui siapa
orangnya. Yang penting adalah kau bisa sembuh!”
Katanya, setengah
berbisik.
Nek Juhai kemudian menyiapkan
mangkok kaca berisi air putih, bunga
rampai dan jeruk purut. Setelah
membaca mantera, jeruk purut dia belah menjadi
dua bagian sama besar.
Salah satu belahan jeruk dia letakkan
di telinga kanannya. Aneh, potongan
jeruk ini sepertinya dia pergunakan
persis tak ubahnya seperti HP.
Rupanya, dia berkomunikasi dengan keluarga
suaminya yang berada di
alam bunian. Misteri hanya
mendengar kata-kata yang diucapkan
Nek Juhai saja.
Sesaat setelah selesai berhubungan
dengan alam gaib, tiba-tiba ada benda berbentuk
bundelan di bungkus kain
putih jatuh ke dalam mangkok.
Sejenak Penulis terperangah
melihatnya. Jelas sekali, bundelan
kain itu jatuh dari atas, padahal
rumah Nek Juhai atapnya terbuat dari seng dan
tidak ada orang yang
menjatuhkannya.
Perlahan, Nek Juhai membuka
bundelan itu dengan sangat berhati-
hati. Setelah terbuka, isinya boneka
terbuat dari kayu. Seluruh tubuh boneka ditusuk
dengan puluhan
jarum dari kepala hingga kaki.
“Boneka ini diumpamakan seperti
tubuhmu, Nak!” Kata Nek Juhai
menjelaskan.
“Pantaslah jika penyakit Bibi kambuh perut dan
kepalanya seperti ditusuk
seribu jarum,” gumam Penulis dalam
hati.
Nek Juhai lalu membungkus boneka
kayu itu dan membakarnya hingga
hangus. “Sebaiknya kau menginap beberapa
malam di rumah Nenek. Ada
pengobatan lanjutan yang harus kau
jalani. Besok pagi sebelum
berkumandang suara adzan Subuh,
kau harus mandi air bunga rampai,” tutur Nek
Juhai. Tentu saja Bibi dan
Penulis menyetujuinya.
Malam itu, sengaja Penulis mencarai
kesempatan untuk berbincang-bincang
dengan Nek Juhai. Untunglah, dia
punya waktu untuk bercerita karena setelah pukul
8 malam, dia memang
tidak lagi menerima pasien.
“Kata orang-orang, Nenek
bersuamikan orang bunian.
Bagaimana ceritanya Nenek bisa
bersuamikan orang bunian?” Tanya Penulis.
Mendengar pertanyaan ini,
Nek Juhai hanya tersenyum.
“Kau mau mengetahui kisah Nenek
bersuamikan orang bunian?” Nek
Juhai malah balik bertanya.
Penulis tersenyum. “Ya, itulah yang saya dengar
dari banyak orang. Saya
harap Nenek sudi menceritakannya
pada saya,” ujar Penulis.
Nek Juhai menarik nafas berat. Sorot
matanya yang teduh itu berubah
kosong, seperti menerawang jauh. Lalu, pelan-
pelan dia bertutur.
Beginilah ringkasan kisahnya…:
Saat aku baru berusia 5 tahun,
ayahku meninggal dunia. Setelah
ayah meninggal, Ibu memutuskan
tetap menjadi janda. Untuk menghidupiku, Ibu
bekerja mengambil
upahan merumput di sawah tetangga.
Memang, setelah kepergian Ayah,
hidupku semakin miskin dan penuh
dengan penderitaan. Sehari kadang
makan hanya sekali. Paman dan bibiku juga
hidupnya miskin. Untuk
menghidupi keluarganya saja sulit,
apalagi untuk membantu aku dan
Ibuku.
Setelah lama mengidap penyakit
asma, Ibuku akhirnya menghembuskan nafas
terakhirnya.
Perasaan hatiku sangat sedih, bahkan
sampai ada niat untuk bunuh diri.
Tapi untunglah hal itu tidak aku
lakukan.
Selama berhari-hari aku larut dalam kesedihan.
Kepergian Ibu rasanya
begitu cepat, Kepada siapa lagi aku
harus menggantungkan hidupku?
Suatu hari di suatu pagi, saat hujan
gerimis, aku pergi berziarah ke
kuburan Ibu. Lama aku duduk termenung di tengah
hujan gerimis.
Waktu itu, tiba-tiba terdengar suara
seorang Ibu menegurku.
“Sudahlah, jangan lagi bersedih. Jika
Ibumu tahu kau seperti ini, dia pasti
sangat bersedih juga di alam sana!” Kata ibu-ibu
itu.
Mendengar ada suara, maka aku
sangat terkejut dibuatnya.
“Ibu siapa, mengapa Ibu tiba-tiba ada
di sini?” Tanyaku merasa heran.
Maklum saja, selama ini aku belum pernah melihat
sosok perempuan
paruh baya ini. Aku begitu terkesima
melihat kecantikan wajahnya. Di
desaku sepertinya tidak ada
perempuan secantik dia.
“Nama Ibu Habibah,” sahutnya dengan ramah.
Dia lalu tersenyum sambil
memandang wajahku. Sorot matanya
tajam menyejukan perasaan hatiku.
Dari busana yang dipakainya Ibu
Habibah, jelas isteri orang kaya. Ini terlihat dari
perhiasan emas yang
menghiasi leher dan pergelangan
tangannya, serta cincin dijari
manisnya. Aku kian terkagum-
kagum melihatnya.
“Semua yang hidup akan merasakan mati.
Beberapa hari lalu Ibumu
meninggal dunia, suatu saat kita juga
akan mengalami peristiwa yang
sama. Kau harus tabah dan ikhlas
menerimanya,” kata Ibu Habibah
menasehatiku. “Tapi sekarang aku udah tidak
punya
siapa-siapa lagi. Hidupku sebatang
kara di dunia ini. Rasanya lebih baik
aku mati saja,” jawabku berkeluh
kesah. Air mataku seketika kembali
deras mengalir. “Siapa bilang kau tidak punya
siapa-
siapa. Jika kau mau kau bisa tinggal
bersama Ibu!” Katanya sambil
mengusap rambutku. Hangat
kurasakan menjalar ke sekujur
tubuhku. Mendengar Ibu Habibah berkata
demikian, aku merasa tidak percaya.
Apakah aku sedang bermimpi?
“Benarkah Ibu mau memberiku
tumpangan hidup?” Tanyaku sambil
menyusut air mata. Ibu Habibah tersenyum
menyejukan.
“Percayalah, Ibu pasti akan
menganggapmu seperti anak Ibu
sendiri. Mari ikut Ibu!” Ajaknya.
Dia lalu menuntunku keluar dari
areal kuburan. Di depan tanah pemakaman sudah
menunggu mobil sedan mewah. Bagai
terhipnotis, aku mengikuti saja
ajakan Ibu Habibah, yang menyetir
sendiri mobil sedannya.
Sekitar seperempat jam mobil yang dikemudikan
Ibu Habibah
meninggalkan desaku, ada keanehan
yang kurasakan. Semula di kiri kanan
jalan aku hanya melihat hamparan
persaawhan dan rumah-rumah
gedek dan semi permanen milik penduduk. Tapi
pemandangan yang
kulihat kemudian bertukar menjadi
perumahan mewah dan jalan
beraspal yang sangat licin. Mobil-
mobil mewah hilir mudik di jalan
raya. Penduduk yang tinggal di sepanjang jalan
sepertinya semua
keluarga kaya. Mereka tinggal di
perumahan elite lengkap dengan
fasilitas kemegahannya. Ada kolam
renang dan halaman yang asri.
“Bu, kita sekarang berada di mana?” Tanyaku
terheran-heran. Maklum
saja, selama ini aku memang tidak
pernah melihat rumah-rumah
mewah seperti yang ada di depan
mataku.
“Juhai, ketahuilah, kau kini berada di alam gaib.
Bangsamu menyebut kami
orang bunian,” kata Ibu Habibah
menjelaskan.
Mendengar penjelasan Ibu Habibah,
jantungku berdebar-debar ketakutan.
“Juhai, jangan cemas dan merasa takut. Ibu akan
melindungimu dan
menjaga keselamatanmu. Ibu
beragama Islam dan sudah
berulangkali pergi menunaikan ibadah
Haji ke tanah suci Mekkah. Kita ini
sesungguhnya bersaudara dan persaudaraan
sesama muslim itu
digambarkan oleh baginda Rasulullah
SAW seperti bangunan tubuh kita.
Jika ada salah satu anggota tubuh kita
sakit, maka anggota tubuh yang lain
juga ikut merasakannya,” jawab Ibu Habibah
dengan tutur kata lemah
lembut. Dia seolah-olah dapat
membaca kegelisahan hatiku.
Mendengar Ibu Habibah berkata
begitu, perasaan hatiku menjadi
tenang kembali. Mobil pun terus bergerak di atas
jalan yang amat licin. Tak berapa
lama kemudian, mobil berbelok ke
sebuah rumah paling mewah di
antara perumahan yang berada di
sekitarnya. “Apakah ini rumah Ibu Habibah?”
Bisik hatiku, heran dan kagum.
Halaman rumah itu sangat luas dan
tertata rapih dengan bunga-bunga
yang indah. Ada juga kolam renang
yang berair sangat jernih. Menurut hematku, rumah
dinas gubernur saja
yang pernah kulihat tidak sebagus dan
semewah rumah Ibu Habibah.
“Kita sudah sampai. Ini rumah Ibu!”
Kata ibu Habibah. Aku bengong seperti
seekor rusa masuk kampung. Ibu Habibah lalu
mengajakku turun
dan menuntunku masuk ke beranda
rumah. Di depan pintu, seorang
pemuda menyambut kedatangan
kami.
“Ibu membawa siapa?” Tanya pemuda itu yang
sepertinya adalah
putera Ibu Habibah. Wajahnya sangat
tampan. Di kampungku pasti tidak
ada remaja setampan dia.
“Dia bernama Juhai. Ibu temukan dia
menangis di pusara kedua orangtuanya,” jawabnya.
Lalu
sambil melirik ke arahku, Ibu Habibah
menyambung, “Juhai, ini anak Ibu.
Namanya Haikal!”
Aku dan Haikal kemudian saling
berjabat tangan. Ketika itu muncul juga seorang
anak berusia 10 yang
kemudian kuketahui bernama Haidar.
Dia adiknya Haikal.
Saat masuk ke dalam rumah, kulihat
ruang tamu rumah Ibu Habibah
sungguh megah. Semua perabotan rumahtangga di
ruangan itu terbuat
dari kayu pilihan dan berukir indah.
Aku terkagum-kagum melihatnya.
Ibu Habibah lalu mengajakku ke
kamar yang diperuntukkan buatku.
Interior dalam kamar ini tak ubahnya seperti kamar
tidur puteri raja.
Ranjangnya terbuat dari kayu jati
dan dilapisi emas, meja rias berukir
sangat indah dan bingkai kacanya
dilapisi emas. Dalam kamar tidur ini
terdapat juga toilet yang harum dan bersih.
Aku juga diperlihatkan baju yang
disimpan dalam lemari, yang
sepertinya juga telah dipersiapkan
buatku. Aku terbelalak melihat baju-
baju yang semuanya baru dan terbuat dari sutera
itu.
Setelah aku berganti pakaian dan tak
lagi terlihat seperti gadis kampung,
namun telah menjelma bak seorang
puteri, aku diminta menghadap di
ruang keluarga. Di ruang ini Ibu Habibah duduk
bersama seluruh
anggota keluarganya. Disebelahnya
duduk Pak Abu Bakar, suaminya.
“Ibu sudah bercerita pada Bapak
tentang dirimu. Bapak sangat terharu
mendengarnya. Tinggallah bersama kami di sini
beberapa waktu yang kau
kehendaki. Kami akan mengajarimu
ilmu pengobatan berbagai penyakit. Di
istana ada beberapa orang tabib. Nanti
Bapak akan meminta mereka
mengajarimu ilmu pengobatan berbagai penyakit.
Ilmu pengobatan itu penting bagimu
sebagai bekal hidupmu di duniamu
nanti, jika kau memutuskan untuk
tinggal di sana.” Papar Ibu Habibah.
“Bapak mohon tinggallah bersama kami beberapa
tahun di sini. Bapak
dan Ibu telah sepakat mengangkatmu
sebagai anak angkat kami. Kami
berdua akan menyayangimu seperti
menyayangi anak kandung kami
sendiri. Kebetulan kami memang tidak dikarunai
anak perempuan.
Besok kami akan mengadakan acara
pengangkatanmu sebagai anak angkat
kami agar warga di sini
mengetahuinya,” tambah Pak Abu
Bakar suami ibu Habibah. Pak Abu Bakar ini
ternyata salah
seorang menteri di kerajaan Bunian.
Setiap hari, dia keluar masuk istana
raja. Ibu Habibah juga masih kerabat
raja. Ketika aku dinobatkan sebagai
anak angkat, semua pembesar istana datang
menghadirinya, termasuk
juga rakyat jelata. Yang sangat
membanggakan perasaanku, raja dan
permaisurinya turut datang
memberikan ucapan selamat.
Pak Abu Bakar mengadakan pesta rakyat,
berlangsung selama tiga hari
tiga malam. Aku benar-benar merasa
menjadi puteri di negeri kayangan.
Aku dikenalkan pada kelaurga besar
Pak Abu Bakar dan Ibu Habibah.
Mereka semuanya baik-baik dan sangat ramah.
Begitulah! Hari-hari kulalui dengan
tinggal di dunia orang Bunian.
Kehidupan disana seperti kehidupan
kita di dunia ini. Hanya, di dunia
orang Bunian, matahari selalu bersinar cerah, dan
udara dingin
sepanjang siang dan malam. Disana
tidak ada polusi udara, karena
pepohonan tumbur subur. Lingkungan
hidup tertata rapi.
Tinggal bersama keluarga Pak Abu Bakar, selain
bermain, menikmati
masa remaja bersama Haikal dan
gadis-gadis sebayaku, pagi hari aku
juga belajar ilmu pengobatan dari
tabib istana yang datang ke rumah.
Di sana juga terdapat tempat rekreasi yang berada
di luar kota. Aku
bersama Haikal sering mengunjungi
tempat rekreasi tersebut, hingga
akhirnya tumbuh benih cinta di hati
kami berdua. Rupanya, Pak Abu
Bakar dan Ibu Habibah mengetahui hal ini. Sampai
suatu malam, aku dan
Haikal dipanggil untuk menghadap
mereka. Duduk di hadapan Ibu
Habibah dan Pak Abu Bakar, aku
menundukkan wajah sebagai orang
yang bersalah. Denyut jantungku berdebar-debar
tidak beraturan.
“Haikal, Ayah ingin bertanya
kepadamu. Mohon dijawab dengan
jujur. Apakah kau mencintai
Juhai?” Tanya Pak Abu Bakar tiba-
tiba. “Benar, Ayah! Haikal sangat
mencintainya,” jawab Haikal.
“Bagaimana denganmu Juhai?
Apakah kau mencintai Haikal?”
Tanya Ibu Habibah. Aku hanya
mengangguk malu-malu. “Karena kalian sudah
saling
mencintai, Ayah dan Ibu akan
menikahkan kalian besok pagi,” kata
Pak Abu Bakar memutuskan.
Aku terkejut mendengar keputusan
Pak Abu Bakar. “Mengapa pernikahan itu
dilangsungkan mendadak?” Bisik
hatiku.
Pernikahan itu benar-benar terjadi.
Saat aku membuka jendela kamar, di
halaman rumah sudah siap
perlengkapan pesta. Bahkan, kamar tidurku sudah
dihias seperti laiknya
kamar pengantin. “Kapan mereka
melakukannya?” Bisik hatiku
terheran-heran.
Singkat cerita, akad nikah telah siap.
Saat itu aku teringat pada almarhum Ayah dan Ibu.
Aku menangis terharu
dan bahagia, lalu memeluk Ibu
Habibah yang sebentar lagi akan
menjadi mertuaku.
Resepsi pernikahan berlangsung
selama tujuh hari tujuh malam. Raja dan
permaisuri kerajaan
Bunian datang bersama semua
pembesar istana. Mereka
mengucapkan selamat berbahagia dan
mendoakan agar perkawinan kami
langgeng. Rakyat di kerajaan Bunian larut dalam
kegembiraan menikmati
makanan dan hiburan selama tujuh
hari tujuh malam.
Demikianlah kisah yang kujalani di
negeri Bunian. Setelah sepuluh tahun
membina rumah tangga, aku dikarunai dua orang
putera dan dua
orang puteri. Hingga, suatu malam,
nenek bermimpi bertemu dengan
almarhum ayah dan ibu. Dalam
mimpi ini mereka menangis karena
kuburnya tidak pernah aku ziarahi. Aku sampai
menangis dan berjanji
pada mereka akan datang berziarah.
“Juhai, kau mimpi apa?” Tanya Mas
Haikal. Kuceritakan mimpi yang
barusan kualami.
“Besok kita pergi berziarah. Bawa anak-anak,” kata
suamiku.
Mendengar suami berkata begitu, aku
merasa bahagia.
Ketika kami berziarah di kuburan
kedua orangtua, ternyata ada
beberapa warga melihat kehadiranku. Mereka tidak
percaya. Tapi setelah
kuyakinkan, mereka baru percaya
bahwa aku adalah Juhai. Rupanya,
aku telah menghilang selama 11 tahun
lebih.
Berita kepulanganku setelah 11 tahun menghilang
dari desa, menghebohkan
warga. Bibiku, anak-anak
keponakanku, semua menangis dan
menyambutku dengan penuh haru.
Mereka sampai mengadakan kenduri
selamatan dan meminta agar aku tinggal di desa.
Berat rasanya untuk
menolak permintaan mereka, juga
berat meninggalkan suami dan anak-
anak yang tinggal di alam berbeda.
“Keluargamu memintamu agar kau
tinggal bersama mereka. Sebaiknya kau penuhi
keinginan mereka,” kata
suamiku menjelang tidur di dalam
kamar rumah Bibi. Tentu saja tak
ada seorang pun yang bisa melihat
kehadiran suami dan anak-anakku
kecuali aku sendiri. “Bagaimana dengan dirimu dan
anak-anak kita?” Tanyaku.
“Anak-anak biarlah tinggal bersama
neneknya. Karena kehidupan mereka
ada di sana bukan disini. Sedangkan
aku bisa setiap saat berada di sisimu, dan kau bisa
datang menjenguk
anak-anak kita setiap saat,” jawab
suamiku.
Tapi aku tidak dapat mengambil
keputusan saat itu. Kepada keluarga
di desa, aku bilang akan bermusyawarah dahulu
dengan
suami dan mertua. Semoga mereka
mengizinkanku tinggal di desa
kelahiranku.
Syukur Alhamdulillah, 11 tahun
setelah aku pergi meninggalkan desa, kehidupan
ekonomi Paman dan Bibi
membaik. Mereka sudah bisa
membangun rumah gedung.
Keponakanku juga bisa sekolah
sampai meraih gelar sarjana. Tak
hanya itu, jalan-jalan dikampungku juga sudah
dibangun aspal. Bahkan,
Paman juga berjanji akan
membuatkan rumah buatku di tanah
pusaka peninggalan almarhum
ayahku jika memang aku tinggal
menetap di desa\. Ketika kuutarakan niat kembali
ke
desa kelahiranku, Ayah dan Ibu
mertuaku merestuinya.
“Jika itu sudah menjadi
keputusanmu dan suami
merestuinya, kami tidak bisa bilang apa-apa
kecuali mendukung
rencanamu. Di desamu kau bisa
mengobati berbagai penyakit yang
diderita warga disana,” kata Ayah
mertuaku.
“Terima kasih, Pak!” Jawabku sambil sujud di
kakinya.
Setelah berpamitan, aku diantar mobil
sedan yang dikemudikan suamiku.
Ya, aku memilih pulang ke kampung
halamanku yang pernah aku
tinggalkan belasan tahun lamanya.
Share this:
Twitter Facebook Google
MENJADI DUKUN SETELAH 11 TAHUN
TINGGAL DI KERJAAN BUNIAN
Gempa di sumbar " pada dini hari " 11 semptember
Gempa 5 SR Goyang Kota
Pariaman Sumbar
PERISTIWA · 11 Sep 2014 02:43
Liputan6.com, Pariaman - Warga Kota Pariaman,
Sumatera Barat merasakan gempa yang terjadi di
Kabupaten Tanah Datar berkekuatan 5,0 Skala
Richter pada Kamis (11/9) dinihari.
"Gempa kekuatan 5.0 SR terjadi saat warga
Pariaman sedang tertidur," kata Kepala BPBD Kota
Pariaman, Azrizal di Pariaman, Kamis (11/9/2014)
dini hari.
Berdasarkan data Badan Meterorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG), gempa kekuatan 5.0 SR
terjadi pada Kamis sekitar pukul 00.46 WIB.
Pusat gempa berada di 0.5 Lintang Selatan, 100.53
Bujur Timur, 14 Km arah Barat Daya Kabupaten
Tanah Datar, kedalaman 10 Km. Gempa tidak
menimbulkan tsunami.
Dia menjelaskan, gempa yang terjadi di Kabupaten
Tanah Datar tersebut merupakan gempa darat,
tidak berpotensi tsunami. "Gempa tersebut
merupakan gempa darat," ungkap Azrizal.
Gempa yang dirasakan warga Pariaman tersebut
belum diketahui apakah telah menimbulkan korban
jiwa ataupun kerusakan rumah penduduk.
"Belum diketahui dampak kerusakan yang
ditimbulkan dari gempa yang terjadi di Kabupaten
Tanah Datar tersebut," jelas Azrizal.
Dia mengatakan, gempa bumi tidak saja terjadi di
Kabupaten Tanah Datar, tapi juga terjadi di Kota
Padangpanjang dengan kekuatan 4,2 SR.
"Berdasarkan data BMKG gempa berkekuatan 4.2
SR tersebut terjadi pada Kamis (11/9) sekitar pukul
00.52 WIB. Lokasi gempa berada 0.49 Lintang
Selatan, 100.80 Bujur Barat atau 8 Km Tenggara
Padangpanjang dengan kedalaman 10 Km, tidak
menimbulkan tsunami," katanya. (Ant)
Credits: Muhammad Ali
TAGS
bpbd sumbar pariaman gempa
SHARE
COMMENTS
Baca Komentar (4) Kirim
Selasa, 09 September 2014
NORMAN KAMARU [ kembali di poskan] jual bubur .nasi sudah jadi bubur " penyesallan di kemudian hari'''
Norman Kamaru,
dari artis kini jual
bubur Manado
Reporter : Juven Martua Sitompul
Merdeka.com - Anggota Brimob Gorontalo
Norman Kamaru yang dikenal lantaran
kepiawaiannya dalam bernyanyi lagu-lagu
'caiya-caiya' dalam video Youtube kini
beralih profesi menjadi penjaja makanan di
kawasan apartemen Kalibata City. Ia
mencoba peruntungan nasibnya dengan
menjual makanan khas Manado.
Saat ditemui di lokasi tempatnya berjualan,
Norman menceritakan awal mula alasannya
memulai usaha tersebut. Dia mengaku usaha itu
tidak disengaja, melainkan untuk
mengembangkan dari hobi yang ditekuni
bersama istrinya, yakni memasak. Awalnya, kata
dia, sempat terpikir untuk membuat toko baju
namun dirasa kurang efektif.
Pasalnya, usaha dalam penjualan baju sudah
dijalani mereka sejak awal di Manado. Hingga
akhirnya mereka pun memutuskan untuk
membuat satu usaha kreatif yang berdasarkan
hobi.
"Saya bilang ke istri saya coba buka usaha
jual-jual baju lagi katanya ga usah kan sudah
ada di sana (Manado). Gimana kalau kita buka
usaha yang hobi kita, usaha masak ya akhirnya
kita buka di sini," kata Norman saat
dikonfirmasi oleh merdeka.com di kios
apartemen kalibata, Jakarta, Selasa (9/9).
Saat menjalani usaha ini, Norman merasa
pekerjaan yang ia jalani adalah bagian dari
hidupnya. Bagian nyata dari realita hidup pun
sudah dirasakan dengan terjun langsung
mengurus usaha tersebut.
Dimulai beranjak dari bangun tidur pukul 05.30
WIB untuk belanja, sampai pada pekerjaan
memasak pun kini harus dia jalani untuk
merasakan sulitnya mengembangkan usaha.
Tapi itu tetap dia nikmati karena berdasarkan
Hobi.
Memang diakuinya soal masak memasak tak
semua dilakoninya. Sebab, dia sudah memiliki
2 pegawai untuk membantu kiosnya. Kedua
pegawai ini pun tak serentak kerja bersama-
sama, mereka menjalankan tugas dalam waktu
yang berbeda yaitu pagi dan malam.
"Karyawan ada 2, mereka kerja ada yang pagi
dan malam. Karena kios ini 24 jam," tutur
Norman menjelaskan.
Bukan karena tidak adanya lagi job di dunia
entertainment, Norman mengaku dirinya sudah
banyak ditawari untuk bermain oleh stasiun
televisi. Namun, hal itu dia kesampingkan
karena ada aturan yang tak sejalan dengan
pemikirannya.
Angan-angan sempat terlintas dibenak Norman
untuk kembali bergabung pada satuan Brimob
Indonesia. Penyesalan kadang terngiang pada
diri Norman, apa mau diperbuat rasa ingin pun
tak bisa dipaksakan karena keterbatasan.
Pertanyaan kadang terlontar pada diri Norman,
alasan konkrit dari pihak Brimob atas
pemecatannya belum terjawab.
"Iya menyesal, cuma masih mempertanyakan
kenapa saya dipecat karena alasan dari pihak
Brimob atas pemecatan saya masih kurang
tepat," ucapnya.
Meski demikian, Norman terus berharap nasib
akan berpihak kepada dirinya. Pendapatan dari
usahanya ini pun terbilang lumayan untuk
mencukupi kehidupan sehari-harinya.
Masakan Manado semisal, bubur Manado, ayam
hoku, ayam rica dan makanan lain yang
memiliki cita rasa khas Manado pun kini
menjadi harapan yang besar untuk Norman
menghidupi kehidupan sehari-harinya bersama
kedua anak dan istrinya.
"Saya mengutamakan usaha ini ketimbang
menjadi entertainment, karena entertainment tak
selalu ada di atas," pungkas Norman
mengakhiri perbincangan.
(mdk/tyo)
Senin, 08 September 2014
GALODO PASIAH LAWEH ( KEMBALI DI POS KAN)
MASYARAKAT SETEMPAT DI SEKITAR LERENG GUNUNG MERAPI jaMBAK ULU ' BULAN SARIAK BATUR" LUBUAK ATAM SUNGAI JAMBU" DI KEJUTKAN OLEH BUNYI AYIAH GODANG DARI ateh gunung marapi." Rupo nyo galodo " batang air " di penuhi air besar " serta batu batuan hanyutkan oleh air itu "sungai yang semula " kecil kini menjadi besar akibat galodo itu" menurut cerita urang tuo dulu " di sini ada juga cerita mistis nya " konon kata nya ada ula gadang atau ular naga yang sudah tua"ingin mati karna sudah tua " maka naga itu segaja membentangkan tubuh nya sehinga seperti membuat danau " hinga air danau itu melimpah " hinga tubuh naga terseebut tak mampu lagi untuk menahan air danau tersebut ahir nya " ular itu hanyat bersama gallodo gadang tu"""
-------simak aja fakta betikut------
------------------
Galodo Landa Kabupaten Tanah Datar dan Agam
Puluhan Rumah Rusak, Satu Tewas
Galodo atau limpahan air deras akibat curah hujan
yang menyeret tanah dan bebatuan Gunung Merapi
melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Tanah
Datar dan tiga kecamatan di Ka™bupaten Agam,
Sumatera Barat
Galodo Landa Kabupaten Tanah Datar dan Agam
Puluhan Rumah Rusak, Satu Tewas
Galodo atau limpahan air deras akibat curah hujan
yang menyeret tanah dan bebatuan Gunung Merapi
melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Tanah
Datar dan tiga kecamatan di Kabupaten Agam,
Sumatera Barat, Senin (30/3) pukul 07.15.
--------------------------------
Semua kecamatan yang kebanjiran letak di kaki
Gunung Merapi. Kejadian terparah di Kabupaten
Tanah Datar. Hingga Senin malam, 788 warga di
Kabupaten Tanah Datar terpaksa mengungsi
karena kehilangan rumah serta sekuruh harta
benda mereka. Dari pengamatan di lapangan di
Nagari Pasie Laweh-tempat yang mengalami
kerusakan terparah-dua jorong yakni Babussalam
dan Ekor Koto, tertutup lumpur tanah, bebatuan
besar, serta pohon-pohon tumbang., sejumlah
rumah rusak parah.
Sumber : Kompas, 31/03/2009
Banjir Bandang Sumbar, Mengungsi
Bangunan Rusak Berat
Banjir bandang disertai tanah longsor di Sumatera,z!
Barat melanda 9 kecamatan di Kabupaten Tanah
Datar dan Kabupaten Agam. sementar
orang dinyatakan: hilang derasnya air.
Bencana yang memiliki istilah lokal Galodo ini juga
menimbulkan kerugian materiaz!zsaxl di Kabupaten
Tanah Datar. Sebanyak 5 jZZembatan ambruk, 11
kerbau hanyut, dan ratusan
lumpur. Sedikitnya 120 jiwa terisolasi di Tanah
Datar.
Sumber!! : SIB, 31/03/2009z
Sungai Sariak Kembali f Galodo
Pagi menjelang siang, Senin (30/3) sekitar pukul
07.30 Wib, masyarakat Jorong Sungai Sariak
Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso, Kabupaten
Agazm kembali dikejuzztkan musibah bencana alam
galodo gunung Merapi. Bencana itu mengingatkan
warga pada galodo yang terjadi 30 tahun silam.
Kerugian akibat bencana alam galodo gunung
Merapi di Jorong Sungai Sariak mencapai
Rp3.742.000.000. Kerugian itu meliputi sebuah
jembatan Parak Calak rusak parah, hamparan
sawah sekitar 30 hektare porakporanda, sejumlah
pohon kelapa tumbang dan seekor ternak kerbau
milik Amzar St. Rajo Intan turut mati dihanyutkan
air bah.
Jika hamparan sawah di Jorong Sungai Sariak
Nagari Koto Tinggi mengalami rusak parah, pada
aliran sungai Batang Agam Nagari Padang Tarok
hamparan sawah terban masuk sungai Batang
Agam.
Bencana alam galodo juga terjadi di kawasan
Kecamatan Canduang dan Ampek Angkek.
Informasi terakhir yang diperoleh Singgalang dari
Posko penanggulangan bencana Kecamatan
Canduang, kerugian ditaksir Rp10 miliar lebih,
belum termasuk di Kecamatan Ampek Angkek.
Sumber http://hariansinggalang.co.id , 31/03/2009
Galodo di Candung, Baso dan IV Angkek 133 KK
Terisolasi, Kerugian Rp15 Miliar
Tiga kecamatan, masing-masing Kecamatan
Candung, Baso dan IV Angkek, Kecamatan
Candung Kabupaten Agam, Senin (30/3), sekitar
pukul 06.00 Wib dihantam musibah air bah galodo.
Akibatnya, sekitar 130 KK di Jorong Puti Ramuah
terisolasi.
Bencana itu juga menghancurkan sekitar 19,5
hektare persawahan masyarakat siap panen hancur
dan 6 jembatan rusak, 4 di antaranya terletak di
Simpang Bukik, Jorong Lurah Ampuah, Batang
Sikuau, Puti Ramuah, 100 Janjang dan di Jorong
Lasi Mudo.
Selain itu, 4 bendungan dan 13 pintu air juga
mengalami rusak berat, 1 langgar, 1 tiang listrik
rusak ringan, dan dam kantor walinagari juga
rusak berat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ditemukan
adanya korban jiwa. Hanya saja, empat ekor kerbau
ditemukan warga mati di Sungai Angek Kecamatan
Baso karena terbawa galodo. Kerugian materi
sementara diperkirakan sekitar Rp15 miliar.
“Jembatan di Jorong Puti Ramuah yang rusak
berat akan segera diperbaiki kapan perlu dengan
jembatan darurat saja. Kalau tidak, maka sekitar
130 KK yang berada di Jorong tersebut akan lama
terisolasi. Kita berharap jembatan ini cepat kita
antisipasi supaya warga tidak terisolasi,’’ ujar
Camat Candung Monisfar, S.Sos.
Pemandangan di Jorong Puti Ramuah sangat
memilukan hati, karena banyak warga yang
kembali dari pasar Baso tidak bisa kembali ke
rumahnya lantaran jembatan di jorong tersebut
rusak berat.
Bupati Agam, Aristo Munandar yang hadir di lokasi
galodo menyebutkan, lokasi terparah akibat galodo
ini yaitu di Kecamatan Candung tepatnya di Jorong
Labuang. Sedangkan untuk Jorong Puti Ramuih
yang terisolasi, pihaknya sedang berusaha
membangun jembatan darurat.
sumber : http://hariansinggalang.co.id ,
31/03/2009
Sumbar Berduka : Galodo di Agam dan Tanahdatar,
Solsel Banjir, Kabupaten Solok Longsor
Galodo kembali menebar maut dan kerugian
materil di Sumbar. Kali ini menghantam daerah
Baso Kabupaten Agam dan Pasia Laweh,
Kecamatan Sungaitarab, Kabupaten Tanahdata.
Selain itu, musibah banjir juga melanda Solok
Selatan dan Kabupaten Solok dilanda longsor.
Dalam peristiwa kemarin, dilaporkan satu nyawa
melayang, dua hilang dan dua korban dirawat.
Sedangkan, kerugian materil yang dialami kedua
daerah yang dilanda galodo mencapai Rp 35 miliar,
dari kehancuran sarana dan prasarana pertanain,
transportasi dan rumah warga serta fasilitas umum
lainnya.
Kejadian itu diawali bunyi “Patuih Tungga” (petir
tunggal) dan ditingkahi gemuruh bebatuan yang
terban dari kaki Gunung Marapi, Nagari Pasia
Laweh Kecamatan Sungaitarab luluh lantak oleh
ribuan kubik material bebatuan dan air bah, tidak
hanya sampai di nagari ini, air bah yang
menggulung bak raksasa itu terus menghantam
pemukiman masyarakat yang ada di hilirnya seperti
Jorong Mandahiliang, Tigo Batua dan Koto
Panjang, Nagari Sungai Tarab.
Air bah yang menghantam Pasia Laweh ini berasal
dari Sungai Batang Sampik, sebuah sungai yang
tidak terlalu besar terletak di kaki Gunung Marapi.
Sungai ini sendiri terletak di celah dua buah bukit.
Disebutkan Wali Jorong Babusalam Muswar D,
secara berkala sebenarnya warga Pasia Laweh
melihat aliran sungai yang terletak tepat di atas
nagari mereka itu, tujuannya untuk mengantisipasi
jangan sampai hulu air itu terhalang kayu dan
longsoran yang berakibat munculnya bendungan.
Sebab pada galodo Pasia Laweh tahun 1979 silam,
penyebabnya diperkirakan akibat bobolnya
bendung alami di Batang Sampik. Terakhir warga
setempat membersihkan aliran Batang Sampik
tahun 2007 lalu.
POSMETRO yang sampai di lokasi pukul 10.00 ,WIB
melihat ribuan kubik bebatuan dengan diameter
antara satu hingga tiga meter bertebaran di lokasi
selain itu terlihat pula batang kayu dengan
diameter bervariasi.
Sumber : http://www.posmetropadang.com ,
31/03/2009
Tiga Ribu Rumah Gelap Gulita, Longsor Rugikan
PLN Rp 350 Juta
Bencana longsor dan banjir bandang di tiga daerah
Sumbar (Tanahdata, Agam dan Sawahlunto-red)
tidak hanya merusak rumah dan persawahan milik
warga. Namun juga instalasi listrik milik PT
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Di Kecamatan
Sungai Tarab, Nagari Pasia Laweh dan Kecamatan
Pariyangan sekitar 3 ribu kk pelanggan terkena
pemadaman.
Diperkirakan tiga hari ke depan semua kerusakan
bisa diperbaiki. Saat ini, petugas PLN Ranting
Batusangka Cabang Payokumbuah, dibantu AKLI/
AKLINDO sedang melakukan perbaikan jaringan
listrik. “Untuk sementara sistem sudah dimanuver
dari Padang Panjang dan Gardu Induk Salak. Kita
harapkan kerusakan ini cepat teratasi. Jika listrik
rusak, tentu warga semakin susah karena tidak ada
penerangan,” kata Humas PLN Sumbar Asril K.
Sumber http://www.posmetropadang.com ,
31/03/2009
Di Agam Tiga Jembatan Hancur
Tiga jembatan hancur, 13 unit pintu air irigasi dan
empat unit bendungan di Kecamatan Canduang
dan Lasi, hanyut dibawa air bah (galodo), Senin
(30/3). Akibatnya, ratusan hektare sawah yang ada
di tiga kecamatan (Kecamatan Baso, Canduang dan
IV Angkek) terancam menjadi sawah tadah hujan.
Air bah tersebut berasal dari aliran Sarasah Gadang
dan Sarasah Simalanca di Gunuang Marapi.
Kawasan yang terkena galodo ini, bukanlah yang
pertama kali terjadi. Sebelumnya, pada 1978,
kejadian serupa pernah terjadi. Waktu itu, banyak
korban jiwa berjatuhan. Selanjutnya, kejadian
serupa juga terjadi pada 1994.
Ketua DPRD Sumbar H Leonardy Harmainy SIP Dt
Bandaro Basa yang mengunjungi lokasi musibah
bersama Bupati Agam Aristo Munandar
menyebutkan, galodo (air bah-red) yang terjadi ini
akibat terjadinya penyempitan di sepanjang badan
sungai yang airnya berasal dari Gunuang Merapi
itu.
Menurut Leonardy, kejadian yang berulang untuk
yang ketiga kalinya ini, merupakan kegagalan dari
Dinas PSDA (Pemberdayaan Sumber Daya Air)
dalam mengidentifikasi penyempitan yang terjadi di
sungai tersebut. “Saya telah menyarankan PSDA
semenjak dua tahun lalu, untuk melakukan
identifikasi terhadap penyempitan yang terjadi di
aliran sungai ini. Karena tak kunjung
direalisasikan, akibatnya warga yang terpaksa
menanggung akibatnya,” ungkap Leonardy
Sumber : http://www.posmetropadang.com ,
31/03/2009
Analisis
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih.
Belum lepas perhatian rakyat Indonesia terhadap
bencana yang meluluhtantakkan Situ Gintung, kini
banjir bandang datang menghantam Kabupaten
Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Banjir bandang yang oleh masyarakat sekitar
disebut Galodo menghancurkan banyak
infrastruktur yang vital bagi masyarakat sehingga
melumpuhkan aktivitas sehari-hari. Kerugian
materil yang tidak sedikit harus dialami para
korban. Bencana ini mungkin bukan hanya faktor
alam semata. Hujan berkepanjangan yang
belakangan ini melanda hampir seluruh wilayah
Indonesia seharusnya melahirkan kewaspadaan
pada aparat setempat terhadap areal-areal yang
berpotensi mendatangkan bencana yang
membahayakan.
Rekomendasi
Kerjasama semua pihak sangatlah perlu dijalin
untuk meminimalisasi kerugian akibat bencana
alam. Perhatian pemerintah terhadap pemeliharaan
tempat-tempat yang memungkinkan sebagai
pangkal terjadinya bencana harus direalisasikan.
Sedangkan masyarakat sebaiknya tidak memilih
tempat-tempat rawan bencana untuk bermukim.
Untuk bencana yang sudah terjadi pemerintah
harus segera merelokasi para korban dan
memperbaiki infrastruktur yang rusak
--------------------------------
Semua kecamatan yang kebanjiran terletak di kaki
Gunung Merapi. Kejadian terparah di Kabupaten
Tanah Datar. Hingga Senin malam, 788 warga di
Kabupaten Tanah Datar terpaksa mengungsi
karena kehilangan rumah serta sekuruh harta
benda mereka. Dari pengamatan di lapangan di
Nagari Pasie Laweh-tempat yang mengalami
kerusakan terparah-dua jorong yakni Babussalam
dan Ekor Koto, tertutup lumpur tanah, bebatuan
besar, serta pohon-pohon tumbang., sejumlah
rumah rusak parah.
Sumber : Kompas, 31/03/2009
Banjir Bandang Sumbar, 350 Jiwa Mengungsi 36
Bangunan Rusak Berat
Banjir bandang disertai tanah longsor di Sumatera
Barat melanda 9 kecamatan di Kabupaten Tanah
Datar dan Kabupaten Agam. Untuk sementara, 6
orang dinyatakan hilang terbawa derasnya air.
Bencana yang memiliki istilah lokal Galodo ini juga
menimbulkan kerugian material di Kabupaten
Tanah Datar. Sebanyak 5 jembatan ambruk, 11
kerbau hanyut, dan ratusan hektar sawah terndam
lumpur. Sedikitnya 120 jiwa terisolasi di Tanah
Datar.
Sumber : SIB, 31/03/2009
Sungai Sariak Kembali Dihondoh Galodo
Pagi menjelang siang, Senin (30/3) sekitar pukul
07.30 Wib, masyarakat Jorong Sungai Sariak
Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso, Kabupaten
Agam kembali dikejutkan musibah bencana alam
galodo gunung Merapi. Bencana itu mengingatkan
warga pada galodo yang terjadi 30 tahun silam.
Kerugian akibat bencana alam galodo gunung
Merapi di Jorong Sungai Sariak mencapai
Rp3.742.000.000. Kerugian itu meliputi sebuah
jembatan Parak Calak rusak parah, hamparan
sawah sekitar 30 hektare porakporanda, sejumlah
pohon kelapa tumbang dan seekor ternak kerbau
milik Amzar St. Rajo Intan turut mati dihanyutkan
air bah.
Jika hamparan sawah di Jorong Sungai Sariak
Nagari Koto Tinggi mengalami rusak parah, pada
aliran sungai Batang Agam Nagari Padang Tarok
hamparan sawah terban masuk sungai Batang
Agam.
Bencana alam galodo juga terjadi di kawasan
Kecamatan Canduang dan Ampek Angkek.
Informasi terakhir yang diperoleh Singgalang dari
Posko penanggulangan bencana Kecamatan
Canduang, kerugian ditaksir Rp10 miliar lebih,
belum termasuk di Kecamatan Ampek Angkek.
Sumber http://hariansinggalang.co.id , 31/03/2009
Galodo di Candung, Baso dan IV Angkek 133 KK
Terisolasi, Kerugian Rp15 Miliar
Tiga kecamatan, masing-masing Kecamatan
Candung, Baso dan IV Angkek, Kecamatan
Candung Kabupaten Agam, Senin (30/3), sekitar
pukul 06.00 Wib dihantam musibah air bah galodo.
Akibatnya, sekitar 130 KK di Jorong Puti Ramuah
terisolasi.
Bencana itu juga menghancurkan sekitar 19,5
hektare persawahan masyarakat siap panen hancur
dan 6 jembatan rusak, 4 di antaranya terletak di
Simpang Bukik, Jorong Lurah Ampuah, Batang
Sikuau, Puti Ramuah, 100 Janjang dan di Jorong
Lasi Mudo.
Selain itu, 4 bendungan dan 13 pintu air juga
mengalami rusak berat, 1 langgar, 1 tiang listrik
rusak ringan, dan dam kantor walinagari juga
rusak berat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ditemukan
adanya korban jiwa. Hanya saja, empat ekor kerbau
ditemukan warga mati di Sungai Angek Kecamatan
Baso karena terbawa galodo. Kerugian materi
sementara diperkirakan sekitar Rp15 miliar.
“Jembatan di Jorong Puti Ramuah yang rusak
berat akan segera diperbaiki kapan perlu dengan
jembatan darurat saja. Kalau tidak, maka sekitar
130 KK yang berada di Jorong tersebut akan lama
terisolasi. Kita berharap jembatan ini cepat kita
antisipasi supaya warga tidak terisolasi,’’ ujar
Camat Candung Monisfar, S.Sos.
Pemandangan di Jorong Puti Ramuah sangat
memilukan hati, karena banyak warga yang
kembali dari pasar Baso tidak bisa kembali ke
rumahnya lantaran jembatan di jorong tersebut
rusak berat.
Bupati Agam, Aristo Munandar yang hadir di lokasi
galodo menyebutkan, lokasi terparah akibat galodo
ini yaitu di Kecamatan Candung tepatnya di Jorong
Labuang. Sedangkan untuk Jorong Puti Ramuih
yang terisolasi, pihaknya sedang berusaha
membangun jembatan darurat.
sumber : http://hariansinggalang.co.id ,
31/03/2009
Sumbar Berduka : Galodo di Agam dan Tanahdatar,
Solsel Banjir, Kabupaten Solok Longsor
Galodo kembali menebar maut dan kerugian
materil di Sumbar. Kali ini menghantam daerah
Baso Kabupaten Agam dan Pasia Laweh,
Kecamatan Sungaitarab, Kabupaten Tanahdata.
Selain itu, musibah banjir juga melanda Solok
Selatan dan Kabupaten Solok dilanda longsor.
Dalam peristiwa kemarin, dilaporkan satu nyawa
melayang, dua hilang dan dua korban dirawat.
Sedangkan, kerugian materil yang dialami kedua
daerah yang dilanda galodo mencapai Rp 35 miliar,
dari kehancuran sarana dan prasarana pertanain,
transportasi dan rumah warga serta fasilitas umum
lainnya.
Kejadian itu diawali bunyi “Patuih Tungga” (petir
tunggal) dan ditingkahi gemuruh bebatuan yang
terban dari kaki Gunung Marapi, Nagari Pasia
Laweh Kecamatan Sungaitarab luluh lantak oleh
ribuan kubik material bebatuan dan air bah, tidak
hanya sampai di nagari ini, air bah yang
menggulung bak raksasa itu terus menghantam
pemukiman masyarakat yang ada di hilirnya seperti
Jorong Mandahiliang, Tigo Batua dan Koto
Panjang, Nagari Sungai Tarab.
Air bah yang menghantam Pasia Laweh ini berasal
dari Sungai Batang Sampik, sebuah sungai yang
tidak terlalu besar terletak di kaki Gunung Marapi.
Sungai ini sendiri terletak di celah dua buah bukit.
Disebutkan Wali Jorong Babusalam Muswar D,
secara berkala sebenarnya warga Pasia Laweh
melihat aliran sungai yang terletak tepat di atas
nagari mereka itu, tujuannya untuk mengantisipasi
jangan sampai hulu air itu terhalang kayu dan
longsoran yang berakibat munculnya bendungan.
Sebab pada galodo Pasia Laweh tahun 1979 silam,
penyebabnya diperkirakan akibat bobolnya
bendung alami di Batang Sampik. Terakhir warga
setempat membersihkan aliran Batang Sampik
tahun 2007 lalu.
POSMETRO yang sampai di lokasi pukul 10.00 ,WIB
melihat ribuan kubik bebatuan dengan diameter
antara satu hingga tiga meter bertebaran di lokasi
selain itu terlihat pula batang kayu dengan
diameter bervariasi.
Sumber : http://www.posmetropadang.com ,
31/03/2009
Tiga Ribu Rumah Gelap Gulita, Longsor Rugikan
PLN Rp 350 Juta
Bencana longsor dan banjir bandang di tiga daerah
Sumbar (Tanahdata, Agam dan Sawahlunto-red)
tidak hanya merusak rumah dan persawahan milik
warga. Namun juga instalasi listrik milik PT
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Di Kecamatan
Sungai Tarab, Nagari Pasia Laweh dan Kecamatan
Pariyangan sekitar 3 ribu kk pelanggan terkena
pemadaman.
Diperkirakan tiga hari ke depan semua kerusakan
bisa diperbaiki. Saat ini, petugas PLN Ranting
Batusangka Cabang Payokumbuah, dibantu AKLI/
AKLINDO sedang melakukan perbaikan jaringan
listrik. “Untuk sementara sistem sudah dimanuver
dari Padang Panjang dan Gardu Induk Salak. Kita
harapkan kerusakan ini cepat teratasi. Jika listrik
rusak, tentu warga semakin susah karena tidak ada
penerangan,” kata Humas PLN Sumbar Asril K.
Sumber http://www.posmetropadang.com ,
31/03/2009
Di Agam Tiga Jembatan Hancur
Tiga jembatan hancur, 13 unit pintu air irigasi dan
empat unit bendungan di Kecamatan Canduang
dan Lasi, hanyut dibawa air bah (galodo), Senin
(30/3). Akibatnya, ratusan hektare sawah yang ada
di tiga kecamatan (Kecamatan Baso, Canduang dan
IV Angkek) terancam menjadi sawah tadah hujan.
Air bah tersebut berasal dari aliran Sarasah Gadang
dan Sarasah Simalanca di Gunuang Marapi.
Kawasan yang terkena galodo ini, bukanlah yang
pertama kali terjadi. Sebelumnya, pada 1978,
kejadian serupa pernah terjadi. Waktu itu, banyak
korban jiwa berjatuhan. Selanjutnya, kejadian
serupa juga terjadi pada 1994.
Ketua DPRD Sumbar H Leonardy Harmainy SIP Dt
Bandaro Basa yang mengunjungi lokasi musibah
bersama Bupati Agam Aristo Munandar
menyebutkan, galodo (air bah-red) yang terjadi ini
akibat terjadinya penyempitan di sepanjang badan
sungai yang airnya berasal dari Gunuang Merapi
itu.
Menurut Leonardy, kejadian yang berulang untuk
yang ketiga kalinya ini, merupakan kegagalan dari
Dinas PSDA (Pemberdayaan Sumber Daya Air)
dalam mengidentifikasi penyempitan yang terjadi di
sungai tersebut. “Saya telah menyarankan PSDA
semenjak dua tahun lalu, untuk melakukan
identifikasi terhadap penyempitan yang terjadi di
aliran sungai ini. Karena tak kunjung
direalisasikan, akibatnya warga yang terpaksa
menanggung akibatnya,” ungkap Leonardy
Sumber : http://www.posmetropadang.com ,
31/03/2009
Analisis
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih.
Belum lepas perhatian rakyat Indonesia terhadap
bencana yang meluluhtantakkan Situ Gintung, kini
banjir bandang datang menghantam Kabupaten
Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Banjir bandang yang oleh masyarakat sekitar
disebut Galodo menghancurkan banyak
infrastruktur yang vital bagi masyarakat sehingga
melumpuhkan aktivitas sehari-hari. Kerugian
materil yang tidak sedikit harus dialami para
korban. Bencana ini mungkin bukan hanya faktor
alam semata. Hujan berkepanjangan yang
belakangan ini melanda hampir seluruh wilayah
Indonesia seharusnya melahirkan kewaspadaan
pada aparat setempat terhadap areal-areal yang
berpotensi mendatangkan bencana yang
membahayakan.
Rekomendasi
Kerjasama semua pihak sangatlah perlu dijalin
untuk meminimalisasi kerugian akibat bencana
alam. Perhatian pemerintah terhadap pemeliharaan
tempat-tempat yang memungkinkan sebagai
pangkal terjadinya bencana harus direalisasikan.
Sedangkan masyarakat sebaiknya tidak memilih
tempat-tempat rawan bencana untuk bermukim.
Untuk bencana yang sudah terjadi pemerintah
harus segera merelokasi para korban dan
memperbaiki infrastruktur yang rusak.
Minggu, 07 September 2014
PENYESALAN SEORANG ISTRI
Sebenarnya kami adalah pasangan yang romantis.
Bahkan, teman-teman sering memperbincangkan
keharmonisan kami. Meskipun bekerja, aku tetap
melayani suami dan mengurus anak-anak dengan
baik. Aku bersyukur suami memahamiku dengan
baik. Ini membuat aku semakin sayang
kepadanya.
Sementara suamiku, di tengah kesibukannya, beliau
juga selalu membantu mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan domestik. Ia juga sering mengimamiku
shalat. Aku bahagia dengan hubungan kami.
Hari itu, Senin. Aku ingat betul. Aku pergi ke
kantor pagi-pagi karena banyak urusan yang
harus aku selesaikan. Termasuk janji bertemu
dengan sejumlah klien kerja ku. Biasanya jam 6 petang
aku sudah berada di rumah, hampir bersamaan
dengan azan Maghrib berkumandang. Aku lihat
suamiku telah bersiap-siap untuk shalat Magrid anak-anak pun telah tampil rapi, mereka sudah
mandi dan tampak riang bersama ayahnya. Aku
lihat suamiku sangat bahagia bersama anak-anak
petang itu.
Ba’dak Maghrib, kami keluar ke sebuah restoran.
Jaraknya sekira 5 kilometer dari rumah.
Sepanjang perjalanan kami bergurau, ngobrol ke
sana kemari, disertai tawa yang kadang-kadang
lepas riang
Aku merasakan kegembiraan suamiku petang itu
lain dari biasanya. Cara bercandanya, cara
tersenyum dan tertawanya kok beda cakap dalam hati "" ada apa ini..… Dalam hati aku hanya
bisa bersyukur dan berbahagia.
“Sudah jam 12.30 tengah malam, uda Ayo kita
pulang,” kataku setelah melihat jam tangan ku.Tak
terasa sudah larut malam. Tanpa banyak bicara, suamiku
pergi ke kasir untuk membayar makanan yang kami makan
Kami tiba di rumah dua puluh menit kemudian.
Anak-anak kami yang jumlahnya tiga orang
segera masuk rumah dan tidur. Usia si bungsu
baru tujuh tahun, sedangkan si sulung berusia 12
tahun.
Aku juga mulai mengantuk. Maklum, di jam segini
dan setelah perut terisi dengan makanan lezat
restoran tadi, bawaannya ingin langsung tidur
saja. Di saat seperti itu suami membelai
rambutku, ia menginginkan sesuatu. Tapi mataku
terasa berat, aku ingin tidur.
Suami membisikiku, ini permintaan terakhirnya.
Namun, aku berpikir, aku mengantuk dan dia juga
mungkin kecape an. Lebih baik besok saja.
Perlahan-lahan suami melepaskan pelukannya.
Pagi harinya, ada perasaan tak menentu. Seperti
ada hal besar yang akan terjadi. Aku menelpon
suami, tetapi tidak dijawab. Hingga kemudian aku
dikejutkan dengan telepon dari kepolisian. Mereka
mengabarkan bahwa suamiku kecelakaan dan
memintaku segera datang ke rumah sakit. Aku hitrius aku menangis sejadi jadi nya
Hatiku seakan pecah saat itu. Aku ke rumah sakit,
tetapi segalanya telah terlambat. Suamiku
menghembuskan nafas terakhirnya sebelum aku
tiba di sana. Air mata menjadi saksi betapa aku
sangat kehilangan dirinya.
Yang lebih kusesali, meskipun aku telah ridha
dengan takdir dariNya, aku tidak memenuhi
permintaan di malam terakhirnya. Hatiku
dihinggapi perasaan bersalah yang luar biasa. Aku
takut jika suamiku pergi menghadapNya dalam
kondisi tidak ridha kepadaku. Dan aku tidak
sempat meminta maaf kepadanya karena kini ia
telah terbaring kaku.
Aku jadi ingat dengan hadits Nabi, “Demi Allah
yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang suami
yang mengajak istrinya tidur bersama, lalu ditolak
isterinya, maka malaikat yang di langit akan
murka kepada istrinya itu hingga suami
memaafkannya”.
Setiap kali teringat suami, mataku gerimis. Pipiku
basah. Aku hanya bisa memohon ampun kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi seluruh
wanita muslimah di segala penjuru dunia. Jika
suamimu memintamu, sepanjang kau mampu,
penuhilah. Sebab engkau tak pernah tahu kapan
tiba-tiba Allah mengambil suamimu. Dan semoga ..waktu terus berlalu & malam selalu aku lewati dengan kesendirian & air mata " dan malam 40 hari setelah kematian suami ku " aku bermimpi antara tidur dan tidak "" suamiku berkata ! Wahai isri ku ' tak lah usah dikau bersedih dinda ' ingat anak² kita dia butuh kasih sayang ' dari mu "" kau sekarang adalah bapak & ibu bagi anak anak mu " pesan terahir ku pada mu "" jika ada jodoh yang beriman " menikah lah dinda " dan satu lagi jugan lupa sholat 5 waktu dan kemudian aku terbangun " di saat azan subuh berkumandang.... " antara percaya dan tidak percaya" aku menangis " dan langsung sholat sunah & sholat subuh " dalam doaku aku berjanji " aku tak akan mencari penganti suami ku nan luar biasa ... Semoga
engkau selalu mendapatkan rahmatNya, tersebab
suami yang selalu ridha padamu kapan pun juga.
[Kisahikmah.com]
Jumat, 05 September 2014
Gila makan DI BALi " PANTAI KUTA
MERDEKA.COM. Anda suka makan di rumah
makan atau restoran? Berita ini bisa menjadi
pelajaran bagi Anda agar lebih berhati-hati dalam
memilih restoran.
Baiknya sebelum memesan makanan, Anda
terlebih dahulu mengetahui harga makanan di
restoran yang Anda singahi. Sebab, di media
sosial Facebook tengah heboh 'makan habis Rp 1
juta di Anyer.'
Seorang pengguna Facebook mengunggah sebuah
bon atau kwitansi pembayaran makanan yang
diakuinya berada di sebuah restoran di Anyer. Di
kwitansi tersebut ada tujuh menu makanan dan
minuman yang dipesan. Namun, harga tiap
makanan terbilang mahal.
Dua ikan bakar dihargai Rp 400 ribu, 1 cumi saos
tiram Rp 180 ribu, 3 cah kangkung Rp 200 ribu, 1
baso sapi Rp 20 ribu, 2 nasi putih Rp 90 ribu, 2
lalap+sambal Rp 30 ribu, dan 1 es teh manis Rp
80 ribu. Jumlah total yang harus dibayar oleh
pemesan adalah Rp 1 juta.
"hati2 makan d "rmh makan" skitaran pantai
anyer. baru kali ini makan smp sjuta. mending
eksklusif, kaya warung pecel ayam... bakso
smangkok harganya ckckckckckck. bakso kecil2 gt
aja," demikian tulis pemilik akun Facebook
bernama Dewi Kabisat Andriyani di bawah
unggahan kwitansi seperti dikutip merdeka.com,
Jumat (5/9).
Meski demikian, tak ada keterangan nama rumah
makan atau restoran yang dimaksud. Hingga pukul
00.57 WIB, foto tersebut sudah di-share 2.081
orang.
"Ngga'masuk akal banget, nama restonya apa tuh?
Biar bisa hati2 nnt klau jalan2 ke anyer," demikian
komentar salah satu pengguna Facebook.
Baca Berita Selanjutnya:
Google, Facebook & Twitter ancam tolak UU
Komunikasi Inggris
[FOTO] Dua Lamborghini polisi mejeng di Mal
Kelapa Gading
Menang 2-0, Belanda raih hasil sempurna
Atasi Australia, Spanyol batal juru kunci
Like us on Facebook | Follow us on Twitter |
Follow us on Google+
Sumber: Merdeka.com
Jelajahi Konten Terkait
News
Heboh makan di Anyer sampai habis Rp 1 juta
Merdeka.com 18 jam yang lalu
Internet Marketing in OC
www.Orange-County-SEO.com
Lihat Komentar ( 43)
KulinerMedan bantu promosi wisata daerah melalui
tempat makan super enak
Tech in Asia ID
Warga Bojonegoro tutup paksa warung karaoke
Merdeka.com
Ikan Menjadi Menu Makan Siang Peserta Jelajah
Kompas
TRIBUNnews.com
Kecelakaan Maut Temanggung Diduga karena
Sopir Mengantuk
TRIBUNnews.com
Empat Pria Pelaku Pencurian Berhasil Dibekuk
Polwan
TRIBUNnews.com
Rabu, 03 September 2014
Panorama " DESA JAMBAK ULU BUlAN SARIAK
Bulan sariak jambak ulu"
Bulan Sariak Jambak Ulu,
Sungai Jambu, Pariangan,
Tanah Datar
Bulan Sariak Jambak Ulu
— Jorong —
Nagara Indonesia
Provinsi Sumatera Barat
Kabupaten Tanah Datar
Kecamatan Pariangan
Nagari Sungai Jambu
Bulan Sariak Jambak Ulu adolah salah satu
jorong nan talatak di nagari Sungai Jambu,
kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar,
Provinsi Sumatera Barat, Indonesia .
Artikel batopik jorong di Indonesia "dengan alam nan masi asri" penduduk jorong ini" berkerja sebagai petani "" SD 16 bulan sariak jambak ulu"" pariwisata nya"" & cerita misteri nya tersedia "" UJuANg KolonG tempat pemandian""(bls) TUGU Pahlawan""(jbl) dll berikut poto² nan tersedia