Translate

Minggu, 17 Januari 2016

NAMA-NAMA HANTU YANG MASIH MENJADI MISTERI DI RANAH MINANG

  Hantu atau setan mungkin tak asing lagi di telinga kalian . tapi MUNGKIN kalian penasaran dan selalu menjadi tanda tanya siapa yang memberi nama nama hantu tersebut.ini beberapa nama hantu di ranah minang bagian "kebupaten tanah datar kecamatan pariangan

1'. HATU RAWORAWOH

2'. DATUAK BANDA SIKU

3'. SI BOCEH

4'. INYIAK MANIAN

5'.HANTU SIGADUGU

Yuak kita simak dulu #hatuRAWORAWOH

PADA ZAMAN DAHULU BEBERAPA ORANG TUA DAN SAYA SENDIRI SERING DI TAKUTI DENGAN HANTu SATU INI.  PADA MAGRID TIBA 'BILA SI ANAK² YANG NAKAL . BILA DI SURUH balek  DAN MASUK KERUMAH  KARNA HARI SUDAH MENJELANG MALAM KADANG ANAK² BEGITU SULIT DIPERITAH  .... KAMI SERING DI TAKUTI.  HAI MASUK LAH KERUMAH NAK TAR KAMU DI CULIK HANTU  RAWO RAWOH NANTI ... KONON HATU INI MIRIP DENGAN ORANG TERDIKAT KITA MISALNYA  IBU' BAPAK DAN  SAUDARA  SAUDARA LAIN NYA .YANG MENJADI MISTRI SIAPAKAH  HANTU SIGADUGU TERSEBUT DAN SIAPA YANG PARTAMA KALI MEMBERI NAMA. HANYA TUHANLAH NAN TAHU????

2" DATUK BANDA SUKU

INI DIA MAHLUD BUNIAN SATU INI IDINTIK DENGAN SEORANG PAHLAWAN  DAN MENJADI PELINDUNG DI BEBERAPA  JORONG .MENURUT CERITA TURUN TEMURUN MAHLUD SATU INI ADALAH MAHLUD HALUS BERTUBUH RAKSASA NAN BAIK DAN SUKA MEMBANTU MANUSIA SEPERTI DALAM HAL PENGOBATAN DAN MAHLUD INI JUGA PERNA MEMBANTU BEBERAPA SUKU TERTENTU MEMBAWA TONGAK RUMAH GADANG DARI LORENG GUNUNG BERAPI *" SIAPAKAH DATUK INI ????

#SI BOCEH

DAHULU KALAH KELOMPOK MAHLUD HALUS INI ADALAH BERASAL DARI KELOMPOK MANUSIA YANG BERASAL DARI KETURUNAN SUKU .KARNA SEBAT AIR BESAR PERBATASAN KAMPUNG DAN SAWAH DI BATASI BATANG AIR BESAR .DAN MEREKA INI TERJEBAK OLEH AIR BESAR ITU SELAMA 100 HARI KURANG'  DAN TAK BISA KEMBALI KE SEBERANG DAN UNTUK MAKAN MEREKA BEBERAPA SAUDARA MEREKA MENGANTARKAN MAKANAN DENGAN MENGUNAKAN PANGOLAN ATAU KAYU PANJANG DAN DI IKATKAN BEBERAPA MAKANAN DI UJUNG KAYU TERSEBUT .. DAN PADA WAKTU TERAHIR 100 HARI MEREKA MELARANG UNTUK MENGANTARKAN MAKANAN & MEREKA BARKATA DI  DI TENGAH DERAS NYA AIR .. SAUDARA KU BESOK TAK USAH LAGI KALIAN ANTARKAN KAMI MAKANAN" SEBAT KAMI SUDAH MENJADI MAHLUD HALUS .. DAN SEMENJAK ITU MEREKA MENGHILANG DAN TAK LAGI TAMPAK OLEH MATA MANUSIA .. TAPI PADA HARI TERTENTU MEREKA MENAMPAKKAN WUJUD BILA ADA SAUDARA SE SUKU MEREKA ADA  ACARA PERELATAN DAN MEREKA IKUT BERBAUR DAN MEREKA KADANG  BERBUAT SEDIKIT USIL .   AIR TAK PERNAH MENDIDIH & MOBIL MOGOK SENDIRI ..... HUHUH HUH





#4 "IYIAK MANIAN

MAHLUD INI BERASAL DARI GUNUNG MERAPI DAN BERTEMAN DENGAN MANUSIA DI BAWAH GUNUNG INI  MEREKA MEMBANTU DALAM PENGOBATAN MELALUI PERANTARA MANUSIA TERPILIH DAN MENURUT CERITA MAHLUD INI PUNYA ISTANA DI PUNCAK MERPATI GUNUNG MERAPI DAN HIDUP NYA JUGA SEPERTI MANUSIA BERTANI BERDAGANG DSB NYa 


5.HANTU SIGADUGU 

HANTU SATU INI SERING DI KAITKAN DENGAN BALITA DAN ORANG HAMIL .JIKALAU ADA WANITA HAMIL ATAU ANAK BARU LAHIR MENINGGAL SARING CERITA NYA "" DI SERTAKAN HANTU DENGAN INI...TAPI FAKTA BELUM ADA BUKTINYA BAHWA MAHLUD INI PENYEBAB NYA ... TAPI WARGA KAMPUNG PERCAYA HANTU INI HANYA MEMBERI SARAT MELALUI SUARA YANG MIRIF DENGAN SUARA BURUNG HANTU DAN ORANG TUA DULU Dia tahu 

Suara/tanda ada yang meninggal /melahirkan yang tak wajar dengan beberapa suara itu ..     Y alloh mitos kah??????



Sabtu, 20 September 2014

RISING STAR INDONESIA TERNODA


Rising Star Indonesia, 'Ternoda' Anang dan
Ahmad Dhani
56 Tahun Michael Jackson, Antara
Penghormatan dan Pengkhianatan pada Sang
Mega Bintang
Tip Buat Penyanyi "Spontanitas"
Rock In Solo "Decade Of Rebellion"
Di Balik Panggung Mahakarya HUT RCTI ke-25
Musik, Makanan Bergizi dan Peradaban
Memory Remains (menolak move on Metallica
JKT25)
Suara Emas Diva Indonesia
AT Mahmud, Pencipta Jenius Lagu Anak
Menangkap Ide Membuat Lagu dari Peristiwa
HUT RCTI, Super Junior Membuat Banyak
Penonton Pingsan
Musik, Bandung, dan Tourism
Astronot Itu Bernama Lesti
Rising Star Indonesia, 'Ternoda' Anang
dan Ahmad Dhani
SEJAK Kamis malam pukul sembilan di RCTI,
acara baru Rising Star Indonesia ditayangkan
perdana. Acara pencarian bakat menyanyi di
stasiun TV swasta tertua di Indonesia ini
memang selalu berpotensi untuk populer.
Sebelumnya RCTI membeli hak cipta American
Idol, muncullah Indonesian Idol yang pernah
bersaing ketat dengan Akademi Fantasi Indosiar
di medio era 2000'an. Indonesian Idol bertahan
hingga tahun terakhirnya pada 2014 dan meraup
kesuksesan dalam perolehan rating.
RCTI juga membeli hak cipta ajang pencarian
bakat di Amerika lain, muncullah The X Factor
Indonesia pada 2013. Kehadiran Fatin di era itu
menjadi fenomena tersendiri. Suara jazzy dan
penampilannya membawanya disukai banyak
voter Indonesia. Tak hanya itu Fatin juga unggul
dalam AMI 2014. Sesuatu yang jarang diperoleh
bagi solois jebolan pencarian bakat selama dua
dekade terakhir.
Kini setelah RCTI menghelat Mahakarya HUT
ke-25-nya yang terbilang 'narsis', RCTI
memunculkan Rising Star Indonesia. Benang
merahnya sama, mencari solois, grup vokal,
atau band yang mampu menyanyi dan
menghibur masyarakat. Sama seperti The X
Factor, tidak ada batasan usia bagi para
pesertanya. Solois maupun kelompok juga
diperkenankan.
Yang membedakan adalah perolehan pemenag
tidak ditentukan lewat SMS atau voting online,
melainkan lewat aplikasi yang harus di
download di smartphone masing-masing. Setiap
peserta akan tampil dalam panggung dengan
layar big screen tertutup. Layar akan terbuka
lebar dan ia bisa berhadapan langsung dengan
audiens dan juri (expert), itu pun jika nilai yang
ia peroleh di atas 70 persen. Di sini keempat
expert memiliki poin paling tinggi di antara para
voter biasa.
Wajah-wajah Lama demi Rating
Lupakan Daniel Mananta yang dinilai sebagian
orang kurang punya wawasan bermusik
sekalipun jebolan MTV VJ Hunt, ada juniornya
yang lebih segar membawakan. Adalah Boy
William, 22 tahun, yang masih membawakan
acara musik khusus di NET. Boy terlihat lebih
memiliki wawasan bermusik dan tampil lebih
spontan. Meskipun pada suatu kesempatan ia
terlihat tidak terlalu formal.
Yang menarik, kehadiran Bebi Romeo membuat
tayangan ini sekilas tak jauh berbeda dengan X
Factor Indonesia. Namun kehadiran tiga juri lain
pada episode pertama, membuat keberadaan
Bebi tak dianggap mengapa. Ada tiga juri lain
yang punya kelas sendiri. Ada penyanyi jazz
Andien yang mengawali karier kala usianya 15
tahun, ada Millaine mantan VJ dan juga pernah
menjadi penyanyi rekaman, ada pula personel
KLA Project, Lilo.
Namun pada epidose pertama muncul Ahmad
Dhani yang entah seberapa harus ditanya-tanya
mengenai penampilan kontestan. Apakah ini
agar tayangan dianggap lebih menarik sehingga
ada 'juri additional'? Bagi saya keberadaan
Ahmad Dhani tak begitu diperlukan. Dia bahkan
bukan juri/expert.
Pada episode kedua, aroma 'kehancuran' mulai
tercium saat Anang tiba-tiba muncul di
panggung sebagai salah satu expert. Awalnya
saya menyambut amat apresiatif RSI ini, namun
saat melihat sosok itu, wah sudah angkat
tangan. Bisa dibayangkan bagaimana gaya
cengangas-cengenges Anang yang kurang
menunjukkan kelas, bagaimana ia gemar
menyerobot komentar juri, bagaimana ia
membuat dirinya 'bersitegang' dengan juri lain
sebagaimana khas Indonesian Idol.
Hal ini jelas sangat disayangkan, seakan-akan
RCTI kehabisan stok dalam mencari juri yang
lebih berkelas dan antimainstream. Padahal
sebelumnya ada Lilo yang pada episode kali ini
tidak diundang. Apakah karena Lilo dianggap
kurang mampu menaikkan rating? Atau karena
komentarnya tidak menarik? Mengingat
sebelumnya komentarnya terdengar inkonsisten.
Di suatu waktu menganggap satu solois meniru
gaya penyanyi lain, tapi Lilo bahkan tak tahu
kalau lagu yang dibawakan peserta adalah lagu
Ariana Grande.
'Ternoda' Anang dan Ahmad Dhani
Anang dan Ahmad Dhani adalah maestro
bermusik Tanah Air yang patut mendapatkan
apresiasi atas karya-karyanya. Tapi mereka
berdua sudah identik dengan Indonesian Idol
dengan gaya-gaya nyeleneh mereka. Sangat
disayangkan kalau mereka harus ditempelkan
dalam tayangan baru Rising Star Indonesia.
Aroma 'kelasnya' jadi dirasa turun. Semoga
Anang atau Dhani tak diikutsertakan lagi di
episode-episode lainnya. Ada banyak juri yang
mampu mengolah bahasa dengan baik dan lebih
punya sense saat memberikan komentar.
Namun jika Anang dan Dhani masih digunakan
RCTI dalam acara RSI, bisa dipastikan
jawabannya adalah agar program mendapatkan
rating menjulang. Anang Dhani dianggap punya
cara berkomentar yang entertaining, yang bisa
menyentuh masyarakat 'kelas bawah'. Tapi juga
jangan salahkan ada beberapa penonton yang
tak mengharapkan keduanya tampil lagi sebagai
juri. Rising Star Indonesia jadi 'tak ekslusif' lagi.
RSI seperti saduran X Factor Indonesia dan
Indonesian idol. Bagi saya keberadaan Anang
membuat sesi komentar harus 'dilewatkan'.
Komentar itu-itu saja, tidak substansial,
menyaksikannya sama dengan menyaksikan
komedi tidak lucu berdurasi 10 menit
RSI masih dalam tahap audisi dan belum masuk
babak final. Tidak seperti episode pertama,
episode kedua ini diisi penuh oleh sesi
komentar yang berlangsung lebih lama.
Sepertinya 'penyakit' RCTI kambuh lagi. Sengaja
menumbuhkan drama di meja juri. Padahal ini
acara musik, orang-orang ingin mendengar dan
menyaksikan orang bernyanyi, bukan ingin
menyaksikan silat lidah juri atau obrolan
mereka. Kita tunggu sampai sejauh mana acara
ini berhasil.
*

Jumat, 12 September 2014

Gunung merapi " sumatra barat

unung Marapi
Untuk gunung di Jawa dengan nama yang
mirip, lihat Gunung Merapi.
Marapi
Gunung Marapi
Ketinggian 2,891 m (9.485 ft)  [1]
Daftar Ribu
Lokasi
Kabupaten Agam [2] , Sumatera Barat
Indonesia
Pegunungan Bukit Barisan
Koordinat 0°22′50″LU
100°28′24″BT / 
0,38056°LS 100,47333°
Geologi
Jenis Stratovolcano
Umur batuan Pleistosen
Busur/sabuk vulkanik Busur Sunda
Letusan terakhir 2014
Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi
atau Berapi ) adalah gunung berapi yang terletak
di Sumatera Barat , Indonesia . Gunung ini
tergolong gunung yang paling aktif di Sumatera .
Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten
Agam . Gunung ini dapat juga dilihat dari kota
Bukittinggi , kota Padangpanjang dan kabupaten
Tanah Datar dan memiliki ketinggian 2.891 m.
Gunung Marapi sudah meletus lebih dari 50 kali
sejak akhir abad 18 [1] .
Catatan letusan
Pada tanggal 8 September 1830 dilaporkan
Gunung Marapi mengeluarkan awan yang
berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman
dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya,
disertai dengan suara gemuruh [3] .
Pada tanggal 30 April 1979 , menurut laporan
pers disebutkan 60 orang tewas akibat letusan
Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang
pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah
longsor. Letusan tersebut dikatakan juga
mengeluarkan batu dan lumpur yang
menyebabkan kerusakan sedikitnya pada lima
daerah kawasan pemukiman penduduk setempat
[3] .
Memasuki akhir tahun 2011 hingga awal
tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan
peningkatan aktifitasnya melalui letusan yang
menyemburkan abu dan awan hitam. Pernah
diakhir tahun 2011 semburan abu terbawa angin
berkilo-kilo jaraknya hingga mencapai
Kabupaten Padang Pariaman.
Tanggal 26 Februari 2014, Gunung Marapi
meletus pada pukul 16.15 WIB, melepaskan
material pasir, tefra , dan abu vulkanik ke wilayah
Kabupaten Tanah Datar dan Agam . Status
gunung ditetapkan Siaga (level 3) dan radius 3
km dari pusat kawah harus dikosongkan. Tidak
ada evakuasi pada letusan ini.
Rujukan
1. ^ a b "Marapi" . Global Volcanism Program .
Smithsonian Institution.
2. ^ sumbar.bps.go.id Nama Gunung, Lokasi
dan Tingginya
3. ^ a b www.volcano.si.edu Laporan aktivitas
Gunung Marapi
Pranala luar
(Inggris) Global Volcanism Program
(Inggris) Indonesian Directorate of
Volcanology and Geological Hazard Mitigation
Artikel bertopik gunung di Indonesia
ini adalah sebuah rintisan . Anda
dapat membantu Wikipedia dengan
mengembangkannya .
Baca dalam bahasa lain
Wikipedia ™ Tamp

Rabu, 10 September 2014

Di larikan hantu " & ahir nya menjadi orang bunian

Sebuah kisah nyata yang sangat
fantasis. Sebelas tahun lamanya
dia tinggal di kerajaan Bunian
dan membina kehidupan rumah
tangga di sana. Saat memutuskan
kembali pulang ke dunia nyata, dia pun menjelma
menjadi
seorang dukun yang andal….
Nek Juhai adalah seorang dukun
kampung yang sangat terkenal
kemampuan ilmunya. Penyakit atau
hal apa saja yang disebabkan oleh
gangguan non medis, Insya Allah bisa
sembuh berkat tangan dingin perempuan yang
telah uzur ini.
Kabarnya, ilmu perdukunan
diperoleh Nek Juhai dari saudara
suaminya yang berasal dari kerajaan
Bunian. Memang, semasa muda dia
telah menikah dengan bangsa bunian. Dari
pernikahannya dengan orang
Bunian ini, Nek Juhai memperoleh
empat orang anak, dua laki-laki dan
dua orang perempuan. Semua
anaknya tinggal bersama mertuanya
di kerajaan Bunian. Tidak seorangpun anaknya
mau tinggal
bersamanya. Meski demikian, pada
waktu-waktu tertentu, anak
cucunya berkumpul di rumahnya.
Kedatangan mereka itu tidak dapat
dilihat orang biasa, kecuali oleh mereka yang
memiliki kemampuan
indera ke enam. Dua bulan sebelum Nek Juhai
meninggal dunia, persisnya di akhir
tahun 2007 silam, beliau telah
mengobati penyakit salah seorang Bibi
Penulis. Penyakit yang diderita sang
Bibi sudah diobati melalui medis, tapi tidak juga
sembuh. Bahkan, beberapa
orang dukun atau paranormal yang
mengobatinya, juga tidak berhasil.
Suatu hari, ada orang yang
mengatakan pada Bibi, bahwa ada
seorang dukun yang dapat menyembuhkan
penyakit apa saja,
termasuk penyakit yang diderita
Bibiku. Orang itu memberikan
alamatnya.
Karena Bibi ingin sembuh dari
penyakit yang sudah hampir selama tujuh itu,
maka Bibi meminta Penulis
untuk menemaninya pergi berobat ke
rumah Nek Juhai. Maka berangkatlah
Penulis bersama Bibi ke rumah sang
nenek. Tidak sulit untuk menemukan
alamatnya. Semua orang di Kecamatan Babalan,
Kabupaten
Langkat, Sumut, pasti mengenalnya.
Nek Juhai tinggal di rumah yang
cukup sederhana dan masih sangat
asri lingkungannya.
Saat itu, Nek Juhai menyambut kedatangan kami
dengan sangat
ramah. Beberapa orang pasiennya
terlihat antri menunggu giliran untuk
diobati penyakitnya. Umumnya yang
berobat padanya pasien yang tidak
dapat disembuhkan melalui pengobatan medis di
rumah sakit.
Seperti penyakit yang diderita Bibiku,
yang memang diduga kuat termasuk
penyakit non medis. Hasil tes darah
di laboratorium menunjukkan Bibi
tidak menderita penyakit. Fungsi darah, lever,
ginjal, paru-paru dan
jantungnya normal. Anehnya, setiap
pukul 12 siang dan pukul 24 malam,
rasa sakit menyerang hampir di
seluruh bagian tubuhnya.
Bila malam, sebelum penyakit itu datang, Bibi
mendengar suara
lolongan anjing di kejauhan.
Suaranya sayup-sayup, hingga sang
anjing itu berada di samping rumah.
Gonggongannya membuat bibi
meraung-raung ketakutan. Perut bibi seketika
terasa seperti ditusuk ribuan
jarum, dan kepalanya seperti dipalu.
Yang tak kalah aneh, hanya bibi
seorang yang mendengar suara
lolongan anjing itu, sedangkan orang
lain yang berada di sekitarnya tidak
mendengarnya.
“Kau diguna-gunai orang, Nak?”
Kata Nek Juhai setelah memeriksa
keadaan Bibi.
“Siapa yang melakukannya, Nek?”
Tanya Bibi. Nek Juhai menggelengkan wajahnya.
Kabarnya, dia memang tidak pernah
mau menyebutkan orang yang
melakukan serangan ilmu gaib.
“Tak penting kau ketahui siapa
orangnya. Yang penting adalah kau bisa sembuh!”
Katanya, setengah
berbisik.
Nek Juhai kemudian menyiapkan
mangkok kaca berisi air putih, bunga
rampai dan jeruk purut. Setelah
membaca mantera, jeruk purut dia belah menjadi
dua bagian sama besar.
Salah satu belahan jeruk dia letakkan
di telinga kanannya. Aneh, potongan
jeruk ini sepertinya dia pergunakan
persis tak ubahnya seperti HP.
Rupanya, dia berkomunikasi dengan keluarga
suaminya yang berada di
alam bunian. Misteri hanya
mendengar kata-kata yang diucapkan
Nek Juhai saja.
Sesaat setelah selesai berhubungan
dengan alam gaib, tiba-tiba ada benda berbentuk
bundelan di bungkus kain
putih jatuh ke dalam mangkok.
Sejenak Penulis terperangah
melihatnya. Jelas sekali, bundelan
kain itu jatuh dari atas, padahal
rumah Nek Juhai atapnya terbuat dari seng dan
tidak ada orang yang
menjatuhkannya.
Perlahan, Nek Juhai membuka
bundelan itu dengan sangat berhati-
hati. Setelah terbuka, isinya boneka
terbuat dari kayu. Seluruh tubuh boneka ditusuk
dengan puluhan
jarum dari kepala hingga kaki.
“Boneka ini diumpamakan seperti
tubuhmu, Nak!” Kata Nek Juhai
menjelaskan.
“Pantaslah jika penyakit Bibi kambuh perut dan
kepalanya seperti ditusuk
seribu jarum,” gumam Penulis dalam
hati.
Nek Juhai lalu membungkus boneka
kayu itu dan membakarnya hingga
hangus. “Sebaiknya kau menginap beberapa
malam di rumah Nenek. Ada
pengobatan lanjutan yang harus kau
jalani. Besok pagi sebelum
berkumandang suara adzan Subuh,
kau harus mandi air bunga rampai,” tutur Nek
Juhai. Tentu saja Bibi dan
Penulis menyetujuinya.
Malam itu, sengaja Penulis mencarai
kesempatan untuk berbincang-bincang
dengan Nek Juhai. Untunglah, dia
punya waktu untuk bercerita karena setelah pukul
8 malam, dia memang
tidak lagi menerima pasien.
“Kata orang-orang, Nenek
bersuamikan orang bunian.
Bagaimana ceritanya Nenek bisa
bersuamikan orang bunian?” Tanya Penulis.
Mendengar pertanyaan ini,
Nek Juhai hanya tersenyum.
“Kau mau mengetahui kisah Nenek
bersuamikan orang bunian?” Nek
Juhai malah balik bertanya.
Penulis tersenyum. “Ya, itulah yang saya dengar
dari banyak orang. Saya
harap Nenek sudi menceritakannya
pada saya,” ujar Penulis.
Nek Juhai menarik nafas berat. Sorot
matanya yang teduh itu berubah
kosong, seperti menerawang jauh. Lalu, pelan-
pelan dia bertutur.
Beginilah ringkasan kisahnya…:
Saat aku baru berusia 5 tahun,
ayahku meninggal dunia. Setelah
ayah meninggal, Ibu memutuskan
tetap menjadi janda. Untuk menghidupiku, Ibu
bekerja mengambil
upahan merumput di sawah tetangga.
Memang, setelah kepergian Ayah,
hidupku semakin miskin dan penuh
dengan penderitaan. Sehari kadang
makan hanya sekali. Paman dan bibiku juga
hidupnya miskin. Untuk
menghidupi keluarganya saja sulit,
apalagi untuk membantu aku dan
Ibuku.
Setelah lama mengidap penyakit
asma, Ibuku akhirnya menghembuskan nafas
terakhirnya.
Perasaan hatiku sangat sedih, bahkan
sampai ada niat untuk bunuh diri.
Tapi untunglah hal itu tidak aku
lakukan.
Selama berhari-hari aku larut dalam kesedihan.
Kepergian Ibu rasanya
begitu cepat, Kepada siapa lagi aku
harus menggantungkan hidupku?
Suatu hari di suatu pagi, saat hujan
gerimis, aku pergi berziarah ke
kuburan Ibu. Lama aku duduk termenung di tengah
hujan gerimis.
Waktu itu, tiba-tiba terdengar suara
seorang Ibu menegurku.
“Sudahlah, jangan lagi bersedih. Jika
Ibumu tahu kau seperti ini, dia pasti
sangat bersedih juga di alam sana!” Kata ibu-ibu
itu.
Mendengar ada suara, maka aku
sangat terkejut dibuatnya.
“Ibu siapa, mengapa Ibu tiba-tiba ada
di sini?” Tanyaku merasa heran.
Maklum saja, selama ini aku belum pernah melihat
sosok perempuan
paruh baya ini. Aku begitu terkesima
melihat kecantikan wajahnya. Di
desaku sepertinya tidak ada
perempuan secantik dia.
“Nama Ibu Habibah,” sahutnya dengan ramah.
Dia lalu tersenyum sambil
memandang wajahku. Sorot matanya
tajam menyejukan perasaan hatiku.
Dari busana yang dipakainya Ibu
Habibah, jelas isteri orang kaya. Ini terlihat dari
perhiasan emas yang
menghiasi leher dan pergelangan
tangannya, serta cincin dijari
manisnya. Aku kian terkagum-
kagum melihatnya.
“Semua yang hidup akan merasakan mati.
Beberapa hari lalu Ibumu
meninggal dunia, suatu saat kita juga
akan mengalami peristiwa yang
sama. Kau harus tabah dan ikhlas
menerimanya,” kata Ibu Habibah
menasehatiku. “Tapi sekarang aku udah tidak
punya
siapa-siapa lagi. Hidupku sebatang
kara di dunia ini. Rasanya lebih baik
aku mati saja,” jawabku berkeluh
kesah. Air mataku seketika kembali
deras mengalir. “Siapa bilang kau tidak punya
siapa-
siapa. Jika kau mau kau bisa tinggal
bersama Ibu!” Katanya sambil
mengusap rambutku. Hangat
kurasakan menjalar ke sekujur
tubuhku. Mendengar Ibu Habibah berkata
demikian, aku merasa tidak percaya.
Apakah aku sedang bermimpi?
“Benarkah Ibu mau memberiku
tumpangan hidup?” Tanyaku sambil
menyusut air mata. Ibu Habibah tersenyum
menyejukan.
“Percayalah, Ibu pasti akan
menganggapmu seperti anak Ibu
sendiri. Mari ikut Ibu!” Ajaknya.
Dia lalu menuntunku keluar dari
areal kuburan. Di depan tanah pemakaman sudah
menunggu mobil sedan mewah. Bagai
terhipnotis, aku mengikuti saja
ajakan Ibu Habibah, yang menyetir
sendiri mobil sedannya.
Sekitar seperempat jam mobil yang dikemudikan
Ibu Habibah
meninggalkan desaku, ada keanehan
yang kurasakan. Semula di kiri kanan
jalan aku hanya melihat hamparan
persaawhan dan rumah-rumah
gedek dan semi permanen milik penduduk. Tapi
pemandangan yang
kulihat kemudian bertukar menjadi
perumahan mewah dan jalan
beraspal yang sangat licin. Mobil-
mobil mewah hilir mudik di jalan
raya. Penduduk yang tinggal di sepanjang jalan
sepertinya semua
keluarga kaya. Mereka tinggal di
perumahan elite lengkap dengan
fasilitas kemegahannya. Ada kolam
renang dan halaman yang asri.
“Bu, kita sekarang berada di mana?” Tanyaku
terheran-heran. Maklum
saja, selama ini aku memang tidak
pernah melihat rumah-rumah
mewah seperti yang ada di depan
mataku.
“Juhai, ketahuilah, kau kini berada di alam gaib.
Bangsamu menyebut kami
orang bunian,” kata Ibu Habibah
menjelaskan.
Mendengar penjelasan Ibu Habibah,
jantungku berdebar-debar ketakutan.
“Juhai, jangan cemas dan merasa takut. Ibu akan
melindungimu dan
menjaga keselamatanmu. Ibu
beragama Islam dan sudah
berulangkali pergi menunaikan ibadah
Haji ke tanah suci Mekkah. Kita ini
sesungguhnya bersaudara dan persaudaraan
sesama muslim itu
digambarkan oleh baginda Rasulullah
SAW seperti bangunan tubuh kita.
Jika ada salah satu anggota tubuh kita
sakit, maka anggota tubuh yang lain
juga ikut merasakannya,” jawab Ibu Habibah
dengan tutur kata lemah
lembut. Dia seolah-olah dapat
membaca kegelisahan hatiku.
Mendengar Ibu Habibah berkata
begitu, perasaan hatiku menjadi
tenang kembali. Mobil pun terus bergerak di atas
jalan yang amat licin. Tak berapa
lama kemudian, mobil berbelok ke
sebuah rumah paling mewah di
antara perumahan yang berada di
sekitarnya. “Apakah ini rumah Ibu Habibah?”
Bisik hatiku, heran dan kagum.
Halaman rumah itu sangat luas dan
tertata rapih dengan bunga-bunga
yang indah. Ada juga kolam renang
yang berair sangat jernih. Menurut hematku, rumah
dinas gubernur saja
yang pernah kulihat tidak sebagus dan
semewah rumah Ibu Habibah.
“Kita sudah sampai. Ini rumah Ibu!”
Kata ibu Habibah. Aku bengong seperti
seekor rusa masuk kampung. Ibu Habibah lalu
mengajakku turun
dan menuntunku masuk ke beranda
rumah. Di depan pintu, seorang
pemuda menyambut kedatangan
kami.
“Ibu membawa siapa?” Tanya pemuda itu yang
sepertinya adalah
putera Ibu Habibah. Wajahnya sangat
tampan. Di kampungku pasti tidak
ada remaja setampan dia.
“Dia bernama Juhai. Ibu temukan dia
menangis di pusara kedua orangtuanya,” jawabnya.
Lalu
sambil melirik ke arahku, Ibu Habibah
menyambung, “Juhai, ini anak Ibu.
Namanya Haikal!”
Aku dan Haikal kemudian saling
berjabat tangan. Ketika itu muncul juga seorang
anak berusia 10 yang
kemudian kuketahui bernama Haidar.
Dia adiknya Haikal.
Saat masuk ke dalam rumah, kulihat
ruang tamu rumah Ibu Habibah
sungguh megah. Semua perabotan rumahtangga di
ruangan itu terbuat
dari kayu pilihan dan berukir indah.
Aku terkagum-kagum melihatnya.
Ibu Habibah lalu mengajakku ke
kamar yang diperuntukkan buatku.
Interior dalam kamar ini tak ubahnya seperti kamar
tidur puteri raja.
Ranjangnya terbuat dari kayu jati
dan dilapisi emas, meja rias berukir
sangat indah dan bingkai kacanya
dilapisi emas. Dalam kamar tidur ini
terdapat juga toilet yang harum dan bersih.
Aku juga diperlihatkan baju yang
disimpan dalam lemari, yang
sepertinya juga telah dipersiapkan
buatku. Aku terbelalak melihat baju-
baju yang semuanya baru dan terbuat dari sutera
itu.
Setelah aku berganti pakaian dan tak
lagi terlihat seperti gadis kampung,
namun telah menjelma bak seorang
puteri, aku diminta menghadap di
ruang keluarga. Di ruang ini Ibu Habibah duduk
bersama seluruh
anggota keluarganya. Disebelahnya
duduk Pak Abu Bakar, suaminya.
“Ibu sudah bercerita pada Bapak
tentang dirimu. Bapak sangat terharu
mendengarnya. Tinggallah bersama kami di sini
beberapa waktu yang kau
kehendaki. Kami akan mengajarimu
ilmu pengobatan berbagai penyakit. Di
istana ada beberapa orang tabib. Nanti
Bapak akan meminta mereka
mengajarimu ilmu pengobatan berbagai penyakit.
Ilmu pengobatan itu penting bagimu
sebagai bekal hidupmu di duniamu
nanti, jika kau memutuskan untuk
tinggal di sana.” Papar Ibu Habibah.
“Bapak mohon tinggallah bersama kami beberapa
tahun di sini. Bapak
dan Ibu telah sepakat mengangkatmu
sebagai anak angkat kami. Kami
berdua akan menyayangimu seperti
menyayangi anak kandung kami
sendiri. Kebetulan kami memang tidak dikarunai
anak perempuan.
Besok kami akan mengadakan acara
pengangkatanmu sebagai anak angkat
kami agar warga di sini
mengetahuinya,” tambah Pak Abu
Bakar suami ibu Habibah. Pak Abu Bakar ini
ternyata salah
seorang menteri di kerajaan Bunian.
Setiap hari, dia keluar masuk istana
raja. Ibu Habibah juga masih kerabat
raja. Ketika aku dinobatkan sebagai
anak angkat, semua pembesar istana datang
menghadirinya, termasuk
juga rakyat jelata. Yang sangat
membanggakan perasaanku, raja dan
permaisurinya turut datang
memberikan ucapan selamat.
Pak Abu Bakar mengadakan pesta rakyat,
berlangsung selama tiga hari
tiga malam. Aku benar-benar merasa
menjadi puteri di negeri kayangan.
Aku dikenalkan pada kelaurga besar
Pak Abu Bakar dan Ibu Habibah.
Mereka semuanya baik-baik dan sangat ramah.
Begitulah! Hari-hari kulalui dengan
tinggal di dunia orang Bunian.
Kehidupan disana seperti kehidupan
kita di dunia ini. Hanya, di dunia
orang Bunian, matahari selalu bersinar cerah, dan
udara dingin
sepanjang siang dan malam. Disana
tidak ada polusi udara, karena
pepohonan tumbur subur. Lingkungan
hidup tertata rapi.
Tinggal bersama keluarga Pak Abu Bakar, selain
bermain, menikmati
masa remaja bersama Haikal dan
gadis-gadis sebayaku, pagi hari aku
juga belajar ilmu pengobatan dari
tabib istana yang datang ke rumah.
Di sana juga terdapat tempat rekreasi yang berada
di luar kota. Aku
bersama Haikal sering mengunjungi
tempat rekreasi tersebut, hingga
akhirnya tumbuh benih cinta di hati
kami berdua. Rupanya, Pak Abu
Bakar dan Ibu Habibah mengetahui hal ini. Sampai
suatu malam, aku dan
Haikal dipanggil untuk menghadap
mereka. Duduk di hadapan Ibu
Habibah dan Pak Abu Bakar, aku
menundukkan wajah sebagai orang
yang bersalah. Denyut jantungku berdebar-debar
tidak beraturan.
“Haikal, Ayah ingin bertanya
kepadamu. Mohon dijawab dengan
jujur. Apakah kau mencintai
Juhai?” Tanya Pak Abu Bakar tiba-
tiba. “Benar, Ayah! Haikal sangat
mencintainya,” jawab Haikal.
“Bagaimana denganmu Juhai?
Apakah kau mencintai Haikal?”
Tanya Ibu Habibah. Aku hanya
mengangguk malu-malu. “Karena kalian sudah
saling
mencintai, Ayah dan Ibu akan
menikahkan kalian besok pagi,” kata
Pak Abu Bakar memutuskan.
Aku terkejut mendengar keputusan
Pak Abu Bakar. “Mengapa pernikahan itu
dilangsungkan mendadak?” Bisik
hatiku.
Pernikahan itu benar-benar terjadi.
Saat aku membuka jendela kamar, di
halaman rumah sudah siap
perlengkapan pesta. Bahkan, kamar tidurku sudah
dihias seperti laiknya
kamar pengantin. “Kapan mereka
melakukannya?” Bisik hatiku
terheran-heran.
Singkat cerita, akad nikah telah siap.
Saat itu aku teringat pada almarhum Ayah dan Ibu.
Aku menangis terharu
dan bahagia, lalu memeluk Ibu
Habibah yang sebentar lagi akan
menjadi mertuaku.
Resepsi pernikahan berlangsung
selama tujuh hari tujuh malam. Raja dan
permaisuri kerajaan
Bunian datang bersama semua
pembesar istana. Mereka
mengucapkan selamat berbahagia dan
mendoakan agar perkawinan kami
langgeng. Rakyat di kerajaan Bunian larut dalam
kegembiraan menikmati
makanan dan hiburan selama tujuh
hari tujuh malam.
Demikianlah kisah yang kujalani di
negeri Bunian. Setelah sepuluh tahun
membina rumah tangga, aku dikarunai dua orang
putera dan dua
orang puteri. Hingga, suatu malam,
nenek bermimpi bertemu dengan
almarhum ayah dan ibu. Dalam
mimpi ini mereka menangis karena
kuburnya tidak pernah aku ziarahi. Aku sampai
menangis dan berjanji
pada mereka akan datang berziarah.
“Juhai, kau mimpi apa?” Tanya Mas
Haikal. Kuceritakan mimpi yang
barusan kualami.
“Besok kita pergi berziarah. Bawa anak-anak,” kata
suamiku.
Mendengar suami berkata begitu, aku
merasa bahagia.
Ketika kami berziarah di kuburan
kedua orangtua, ternyata ada
beberapa warga melihat kehadiranku. Mereka tidak
percaya. Tapi setelah
kuyakinkan, mereka baru percaya
bahwa aku adalah Juhai. Rupanya,
aku telah menghilang selama 11 tahun
lebih.
Berita kepulanganku setelah 11 tahun menghilang
dari desa, menghebohkan
warga. Bibiku, anak-anak
keponakanku, semua menangis dan
menyambutku dengan penuh haru.
Mereka sampai mengadakan kenduri
selamatan dan meminta agar aku tinggal di desa.
Berat rasanya untuk
menolak permintaan mereka, juga
berat meninggalkan suami dan anak-
anak yang tinggal di alam berbeda.
“Keluargamu memintamu agar kau
tinggal bersama mereka. Sebaiknya kau penuhi
keinginan mereka,” kata
suamiku menjelang tidur di dalam
kamar rumah Bibi. Tentu saja tak
ada seorang pun yang bisa melihat
kehadiran suami dan anak-anakku
kecuali aku sendiri. “Bagaimana dengan dirimu dan
anak-anak kita?” Tanyaku.
“Anak-anak biarlah tinggal bersama
neneknya. Karena kehidupan mereka
ada di sana bukan disini. Sedangkan
aku bisa setiap saat berada di sisimu, dan kau bisa
datang menjenguk
anak-anak kita setiap saat,” jawab
suamiku.
Tapi aku tidak dapat mengambil
keputusan saat itu. Kepada keluarga
di desa, aku bilang akan bermusyawarah dahulu
dengan
suami dan mertua. Semoga mereka
mengizinkanku tinggal di desa
kelahiranku.
Syukur Alhamdulillah, 11 tahun
setelah aku pergi meninggalkan desa, kehidupan
ekonomi Paman dan Bibi
membaik. Mereka sudah bisa
membangun rumah gedung.
Keponakanku juga bisa sekolah
sampai meraih gelar sarjana. Tak
hanya itu, jalan-jalan dikampungku juga sudah
dibangun aspal. Bahkan,
Paman juga berjanji akan
membuatkan rumah buatku di tanah
pusaka peninggalan almarhum
ayahku jika memang aku tinggal
menetap di desa\. Ketika kuutarakan niat kembali
ke
desa kelahiranku, Ayah dan Ibu
mertuaku merestuinya.
“Jika itu sudah menjadi
keputusanmu dan suami
merestuinya, kami tidak bisa bilang apa-apa
kecuali mendukung
rencanamu. Di desamu kau bisa
mengobati berbagai penyakit yang
diderita warga disana,” kata Ayah
mertuaku.
“Terima kasih, Pak!” Jawabku sambil sujud di
kakinya.
Setelah berpamitan, aku diantar mobil
sedan yang dikemudikan suamiku.
Ya, aku memilih pulang ke kampung
halamanku yang pernah aku
tinggalkan belasan tahun lamanya.
Share this:
Twitter Facebook Google
MENJADI DUKUN SETELAH 11 TAHUN
TINGGAL DI KERJAAN BUNIAN

Gempa di sumbar " pada dini hari " 11 semptember

Gempa 5 SR Goyang Kota
Pariaman Sumbar
PERISTIWA · 11 Sep 2014 02:43
Liputan6.com, Pariaman - Warga Kota Pariaman,
Sumatera Barat merasakan gempa yang terjadi di
Kabupaten Tanah Datar berkekuatan 5,0 Skala
Richter pada Kamis (11/9) dinihari.
"Gempa kekuatan 5.0 SR terjadi saat warga
Pariaman sedang tertidur," kata Kepala BPBD Kota
Pariaman, Azrizal di Pariaman, Kamis (11/9/2014)
dini hari.
Berdasarkan data Badan Meterorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG), gempa kekuatan 5.0 SR
terjadi pada Kamis sekitar pukul 00.46 WIB.
Pusat gempa berada di 0.5 Lintang Selatan, 100.53
Bujur Timur, 14 Km arah Barat Daya Kabupaten
Tanah Datar, kedalaman 10 Km. Gempa tidak
menimbulkan tsunami.
Dia menjelaskan, gempa yang terjadi di Kabupaten
Tanah Datar tersebut merupakan gempa darat,
tidak berpotensi tsunami. "Gempa tersebut
merupakan gempa darat," ungkap Azrizal.
Gempa yang dirasakan warga Pariaman tersebut
belum diketahui apakah telah menimbulkan korban
jiwa ataupun kerusakan rumah penduduk.
"Belum diketahui dampak kerusakan yang
ditimbulkan dari gempa yang terjadi di Kabupaten
Tanah Datar tersebut," jelas Azrizal.
Dia mengatakan, gempa bumi tidak saja terjadi di
Kabupaten Tanah Datar, tapi juga terjadi di Kota
Padangpanjang dengan kekuatan 4,2 SR.
"Berdasarkan data BMKG gempa berkekuatan 4.2
SR tersebut terjadi pada Kamis (11/9) sekitar pukul
00.52 WIB. Lokasi gempa berada 0.49 Lintang
Selatan, 100.80 Bujur Barat atau 8 Km Tenggara
Padangpanjang dengan kedalaman 10 Km, tidak
menimbulkan tsunami," katanya. (Ant)
Credits: Muhammad Ali
TAGS
bpbd sumbar pariaman gempa
SHARE
COMMENTS
Baca Komentar (4) Kirim

Selasa, 09 September 2014

NORMAN KAMARU [ kembali di poskan] jual bubur .nasi sudah jadi bubur " penyesallan di kemudian hari'''

Norman Kamaru,
dari artis kini jual
bubur Manado
Reporter : Juven Martua Sitompul
Merdeka.com - Anggota Brimob Gorontalo
Norman Kamaru yang dikenal lantaran
kepiawaiannya dalam bernyanyi lagu-lagu
'caiya-caiya' dalam video Youtube kini
beralih profesi menjadi penjaja makanan di
kawasan apartemen Kalibata City. Ia
mencoba peruntungan nasibnya dengan
menjual makanan khas Manado.
Saat ditemui di lokasi tempatnya berjualan,
Norman menceritakan awal mula alasannya
memulai usaha tersebut. Dia mengaku usaha itu
tidak disengaja, melainkan untuk
mengembangkan dari hobi yang ditekuni
bersama istrinya, yakni memasak. Awalnya, kata
dia, sempat terpikir untuk membuat toko baju
namun dirasa kurang efektif.
Pasalnya, usaha dalam penjualan baju sudah
dijalani mereka sejak awal di Manado. Hingga
akhirnya mereka pun memutuskan untuk
membuat satu usaha kreatif yang berdasarkan
hobi.
"Saya bilang ke istri saya coba buka usaha
jual-jual baju lagi katanya ga usah kan sudah
ada di sana (Manado). Gimana kalau kita buka
usaha yang hobi kita, usaha masak ya akhirnya
kita buka di sini," kata Norman saat
dikonfirmasi oleh merdeka.com di kios
apartemen kalibata, Jakarta, Selasa (9/9).
Saat menjalani usaha ini, Norman merasa
pekerjaan yang ia jalani adalah bagian dari
hidupnya. Bagian nyata dari realita hidup pun
sudah dirasakan dengan terjun langsung
mengurus usaha tersebut.
Dimulai beranjak dari bangun tidur pukul 05.30
WIB untuk belanja, sampai pada pekerjaan
memasak pun kini harus dia jalani untuk
merasakan sulitnya mengembangkan usaha.
Tapi itu tetap dia nikmati karena berdasarkan
Hobi.
Memang diakuinya soal masak memasak tak
semua dilakoninya. Sebab, dia sudah memiliki
2 pegawai untuk membantu kiosnya. Kedua
pegawai ini pun tak serentak kerja bersama-
sama, mereka menjalankan tugas dalam waktu
yang berbeda yaitu pagi dan malam.
"Karyawan ada 2, mereka kerja ada yang pagi
dan malam. Karena kios ini 24 jam," tutur
Norman menjelaskan.
Bukan karena tidak adanya lagi job di dunia
entertainment, Norman mengaku dirinya sudah
banyak ditawari untuk bermain oleh stasiun
televisi. Namun, hal itu dia kesampingkan
karena ada aturan yang tak sejalan dengan
pemikirannya.
Angan-angan sempat terlintas dibenak Norman
untuk kembali bergabung pada satuan Brimob
Indonesia. Penyesalan kadang terngiang pada
diri Norman, apa mau diperbuat rasa ingin pun
tak bisa dipaksakan karena keterbatasan.
Pertanyaan kadang terlontar pada diri Norman,
alasan konkrit dari pihak Brimob atas
pemecatannya belum terjawab.
"Iya menyesal, cuma masih mempertanyakan
kenapa saya dipecat karena alasan dari pihak
Brimob atas pemecatan saya masih kurang
tepat," ucapnya.
Meski demikian, Norman terus berharap nasib
akan berpihak kepada dirinya. Pendapatan dari
usahanya ini pun terbilang lumayan untuk
mencukupi kehidupan sehari-harinya.
Masakan Manado semisal, bubur Manado, ayam
hoku, ayam rica dan makanan lain yang
memiliki cita rasa khas Manado pun kini
menjadi harapan yang besar untuk Norman
menghidupi kehidupan sehari-harinya bersama
kedua anak dan istrinya.
"Saya mengutamakan usaha ini ketimbang
menjadi entertainment, karena entertainment tak
selalu ada di atas," pungkas Norman
mengakhiri perbincangan.
(mdk/tyo)